Kejar Target Vaksinasi 70% Penduduk, Butuh Kolaborasi Lebih Masif

7 Juli 2021 21:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas medis menyuntikan vaksin COVID-19 ke pada warga saat vaksinasi COVID-19 massal di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (3/7/2021). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas medis menyuntikan vaksin COVID-19 ke pada warga saat vaksinasi COVID-19 massal di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (3/7/2021). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah menargetkan 70 persen atau 181,5 juta dari jumlah penduduk Indonesia mendapat vaksinasi COVID-19, tujuannya demi mencapai herd immunity atau kekebalan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Untuk mewujudkan hal itu, tentu butuh kerja sama dan kolaborasi semua pihak. Hal ini ditegaskan Menkominfo Johnny G. Plate.
“(Target vaksinasi) Setara dengan 181,5 juta, satu pekerjaan yang tidak gampang. Jadi, tidak bisa Pemerintah saja, tidak bisa juga hanya aparat atau petugas kesehatan, tetapi seluruhnya baik Pemerintah, dunia usaha, media, organisasi sosial kemasyarakatan dan perguruan tinggi atau dunia akademik kita sendiri harus terlibat di dalamnya,” kata Johnny saat meninjau Vaksinasi Massal Tahap Pertama untuk Masyarakat di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta, Rabu (7/7).
Johnny pun mengapresiasi inisiatif Unika Atma Jaya untuk mendukung program vaksinasi COVID-19. Menurutnya, saat ini sudah ada sekitar 13,3 juta vaksin dosis pertama yang diberikan kepada masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Karenanya kita membutuhkan lebih masif lagi dalam rangka vaksinasi. Di sinilah peran kolaborasi kita, tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Di saat di mana PPKM darurat yang menghambat atau membatasi gerakan dan tindakan masyarakat, di saat yang sama pula kita harus sukses meningkatkan vaksinasi itu sendiri,” tuturnya.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Gerard Plate. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Ia memaparkan, pada Juli, setidaknya ada 1 juta penyuntikan vaksin per hari. Bahkan, menurutnya, pemerintah mendorong agar vaksinasi terus meningkat, sehingga pada Agustus 2021, lebih dari 2 juta dosis vaksin tersalurkan kepada masyarakat.
Jika semua itu terlaksana dengan baik, maka pada November atau Desember akan menghasilkan herd immunity secara nasional.
Menurut Johnny, Pemerintah juga memfokuskan untuk memperhatikan komunikasi regional melalui gerakan atau kegiatan vaksinasi dengan menyasar berbagai wilayah lebih agresif lagi.
ADVERTISEMENT
“Dari data itu, kita harus pahami bersama-sama bahwa kegiatan vaksinasi ini benar-benar harus dilakukan secara masif. Apa yang dilakukan oleh Atma Jaya hari ini adalah respons langsung mereka dalam mengambil bagian di dalam usaha bangsa kita secara bersama-sama untuk mengakhiri pandemi COVID-19,” tuturnya.
Di sisi lain, Johnny mewakili pemerintah, menyampaikan duka cita mendalam kepada anggota keluarga besar Unika Atmajaya yang meninggal akibat COVID-19.
“Saya turut berduka dan mendoakan rekan-rekan, sahabat-sahabat, anggota keluarga para mahasiswa yang telah berpulang. Beberapa hari yang lalu atau bulan ini kita semua dikejutkan. Saya juga menerima kabar ada beberapa rekan saya, teman satu kelas saya, teman yang selalu berkumpul bersama-sama saya yang terpaksa harus pergi meninggalkan,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT

Vaksinasi Juga Harus Tetap Disiplin Prokes

Penumpang menaiki KRL Commuter Line di Stasiun Manggarai, Jakarta, Kamis (1/7/2021). Foto: Indrianto Eko Suwarso/Antara Foto
Dengan kenaikan tren kurva kasus COVID-19, Johnny mengimbau masyarakat agar selalu disiplin melaksanakan prokes 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan secara teratur, dan menjaga jarak.
“Saat ini muncul varian baru Delta, sehingga masyarakat diharapkan untuk menggunakan double masker. Saya pagi ini menyaksikan protokol kesehatan itu dilaksanakan dengan baik di tempat ini. Hal itu berguna untuk mencegah penularannya,” jelasnya.
Di saat yang bersamaan, ia menegaskan pemerintah mengambil berbagai kebijakan serta langkah taktis dan strategis untuk melaksanakan 3T, yaitu tracing, tracing dan treatment terhadap warga yang tertular.
“Secara khusus, treatment bagi pasien-pasien yang tertular COVID-19. Kita harapkan kerja sama pemerintah dan masyarakat ini harus dilakukan dengan lebih baik dari waktu ke waktu agar titik simpul kita, keberhasilan untuk memutus rantai ini bisa berhasil,” jelasnya.
Sejumlah pengunjung mengenakan masker di taman wisata Kawah Putih, di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (30/10). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Namun demikian, Johnny berharap masyarakat senantiasa bisa menjaga diri dengan mengikuti proses vaksinasi.
ADVERTISEMENT
“Jadi, proses vaksinasi ini penting untuk memungkinkan terciptanya kekebalan atau imunitas tubuh kita. Ini para dokter mengatakan demikian,” ungkapnya..
Pelaksanaan Sentra Vaksinasi Atma Jaya ber-Daya (SVA-DAYA) telah berlangsung dua kali di Kampus 3 Unika Atma Jaya, Serpong, Tangerang Selatan. Hari ini, program vaksinasi membuka peluang bagi masyarakat sekitar Kampus Atma Jaya Jakarta, meliputi wilayah Karet, Kuningan, Setiabudi, Gatot Soebroto.
Meski ada juga warga yang berasal dari Bekasi, Tangerang, bahkan Jombang, Jawa Timur.
Dalam acara itu, Johnny didampingi Rektor Unika Atma Jaya, Agustinus Prasetyantoko; Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unika Atma Jaya, Prajaka; Ketua Panitia SVA∙Daya 3 Unika Atma Jaya, Michell Suharli serta tenaga pendidik UAJ; Ketua Iluni UAJ, Gahrani Chen; serta pegiat vaksinasi di Jakarta.
ADVERTISEMENT