Kekecewaan Risma ke Khofifah soal 2 Mobil Lab PCR Bantuan BNPB

30 Mei 2020 6:41 WIB
comment
15
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mobil bantuan BNPB untuk penanganan COVID-19 di Surabaya, Jatim. Foto: Dok. BNPB
zoom-in-whitePerbesar
Mobil bantuan BNPB untuk penanganan COVID-19 di Surabaya, Jatim. Foto: Dok. BNPB
ADVERTISEMENT
Perseteruan antara Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyeruak. Kondisi ini berawal saat Khofifah mengirimkan 2 mobil Lab Bio Safety Level 2 pengecekan tes swab PCR bantuan BNPB ke Lamongan dan Tulungagung.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, kedua mobil lab sudah dioperasikan di RS Darurat di Jalan Idrapura, Surabaya; RS Asrama Haji; hingga RSUD Sidoarjo.
“Alhamdulilah kami kembali mendapat bantuan dari BNPB, berupa dua unit mobil mesin PCR. Bantuan ini penting, karena saat ini kebutuhan mesin PCR test untuk swab memang yang paling dibutuhkan karena validitasnya paling tinggi," ungkap Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (29/5).
Mendengar kabar 2 mobil lab bantuan BNPB keluar dari Surabaya, Risma pun marah. Ia mengatakan, bantuan mobil lab tersebut merupakan permintaannya kepada Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo.

Risma Lapor ke Doni Monardo

Gubernur Jawa Timur Khofifah dan Wali Kota Tri Rismaharini. Foto: Dok. Istimewa
Tri Rismaharini kemudian berkoordinasi dengan sejumlah pihak agar mobil tersebut dikembalikan ke Surabaya. Salah satu yang dihubunginya adalah Doni Monardo.
ADVERTISEMENT
Dalam chat WhatsApp, Risma melaporkan kepada Doni bahwa 2 mobil bantuan BNPB dialihkan ke daerah lain, sehingga Surabaya tidak bisa menggunakan mobil tersebut. Doni pun berjanji mengecek keberadaan kedua mobil lab yang memang diprioritaskan untuk Surabaya.
"Teman-teman lihat sendiri kan, ini bukti permohonan saya dengan Pak Doni. Jadi ini saya sendiri yang memohon kepada beliau. Kasihan pasien-pasien yang sudah menunggu," kata Risma sambil menunjukkan chat dengan Doni.

Bawa Nama Pramono dan Puan

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di dapur umum pemkot Surabaya, Jumat (29/5). Foto: Dok. Istimewa
Dalam video yang beredar, Risma tampak menelepon seseorang dengan nada marah. Ia kecewa dengan pemindahan mobil lab tersebut ke Lamongan dan Tulungagung, sementara Surabaya masih membutuhkan.
Apalagi, ia dituding tak bisa bekerja menangani wabah corona di Surabaya. Padahal, 2 mobil lab yang merupakan permintaannya ke Doni Monardo justru 'diserobot' oleh pihak lain.
ADVERTISEMENT
"Saya enggak terima loh Pak, betul saya enggak terima. Saya dibilang enggak bisa kerja, siapa yang enggak bisa kerja sekarang? Kalau ngawur nyerobot gitu, siapa yang enggak bisa kerja?" tegas Risma, Jumat (29/5).
Dia pun meminta orang yang diteleponnya untuk mengecek kinerjanya dalam penanganan COVID-19 ke Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Ketua DPR Puan Maharani.
"Boleh dicek ke pak Pramono Anung, boleh dicek ke Mbak Puan," ucap Risma dengan nada meninggi.

Ratusan Warga Surabaya Disebut Gagal Tes Swab

Warga mengikuti test swab COVID-19 menggunakan mobil tes polymerase chain reaction (PCR) atau Mobile Combat COVID-19 di RSUD Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (28/5). Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, rencananya dua mobil lab itu akan dipergunakan untuk pasien yang menjalani karantina di Hotel Asrama Haji dan Dupak Masigit pada Kamis (28/5). Masing-masing di lokasi itu terdapat 200 orang yang siap di-swab.
ADVERTISEMENT
Namun, rencana itu urung terealisasi. Feny, sapaan akrab Febria Rachmanita, menyebut rencana itu urung dilakukan karena mobil lab sudah terlanjur dibawa keluar Surabaya.
Feny mengaku Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Jatim dr Joni Wahyuadi sudah menjanjikan setelah dari daerah lain, mobil itu akan kembali ke Surabaya. Sehingga disiapkanlah warga di Kelurahan Tanah Kali Kedinding sebanyak 200 orang untuk dilakukan tes swab pada Jumat (29/5).
“Kami sudah siapkan sejak pukul 07.00 WIB dan warga sangat antusias untuk mengikuti tes tersebut. Tapi tak lama kemudian saya mendapatkan kabar bahwa dua mobil itu sama-sama dialihkan ke luar daerah. Akhirnya, kami dua kali membubarkan pasien untuk melakukan tes swab,” ungkap Feny.
ADVERTISEMENT

Gugus Tugas Jatim Jelaskan Alasan Mobil Dikirim ke Daerah Lain

Mobil bantuan BNPB untuk penanganan COVID-19 di Surabaya, Jatim. Foto: Dok. BNPB
Ketua Gugus Kuratif Penanganan COVID-19 Jatim Joni Wahyuhadi buka suara terkait kekesalan Risma karena dua mobil lab PCR bantuan BNPB dibawa ke Lamongan dan Tulungagung oleh Pemprov Jatim. Joni mengatakan, dua mobil bantuan BNPB itu sebenarnya tak hanya diperuntukkan untuk digunakan di Kota Surabaya saja, namun juga untuk sejumlah daerah lain di Jatim.
Joni bahkan mengaku sudah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan Pemkot Surabaya, Feny. Pada saat itu, Joni sudah menyampaikan ada banyak daerah lain di Jatim yang ingin meminjam sementara mobil lab PCR bantuan BNPB itu untuk tes corona.
“Kami diskusi, bagaimana ini bekerja mobil ini, banyak (daerah) sekali yang minta. Kita tahu Tulungagung dan Lamongan, kita tahu sasarannya cukup banyak. Bu Feny (Kadinkes Pemkot Surabaya) menugaskan stafnya. Tapi tidak menyampaikan, hari ini acaranya Surabaya apa, sehingga mobil kita kirim ke Lamongan dan Tulungagung,” jelas Joni di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (29/5).
ADVERTISEMENT

BPBD Jatim Sebut Mobil Lab Bukan Hanya untuk Surabaya

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, Suban Wahyudiono menegaskan, dua unit mobil laboratorium bantuan dari BNPB bukan hanya untuk Surabaya. Melainkan, juga membantu sejumlah kabupaten/kota di Jatim.
"Mobil PCR ini untuk Provinsi Jatim. Dalam statement-nya, bahwa bukan hanya untuk Surabaya tapi juga spesifik disebutkan untuk kota lain seperti Sidoarjo dan Lumajang," kata Suban, Jumat (29/5).
Lebih lanjut, Suban menjelaskan, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Timur telah bersurat kepada pemerintah pusat melalui Tim Gugus Tugas Pusat pada tanggal 11 Mei 2020 untuk meminta bantuan mesin PCR sebanyak 15 unit.
"Ibu Gubernur (Khofifah Indar Parawansa) telepon juga bapak Doni Monardo (Kepala Gugus Tugas Pusat dan BNPB) dan juga bapak Pangdam (Pangdam V Brawijaya) juga komunikasi ke kepala BNPB untuk segera ada bantuan mobil unit PCR," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Suban juga menghubungi Doni Monardo dan diarahkan kepada Deputi Kedaruratan Dody Reswandi untuk menindaklanjuti permohonan itu.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
*****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.