Kekeringan Melanda, Petani Sumbawa Barat Diimbau Jaga Lahan dengan Asuransi

25 Mei 2021 18:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kekeringan mulai dirasakan petani Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat di musim tanam kedua. Foto: Dok. Kementan
zoom-in-whitePerbesar
Kekeringan mulai dirasakan petani Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat di musim tanam kedua. Foto: Dok. Kementan
ADVERTISEMENT
Kekeringan mulai dirasakan petani Sumbawa Barat, NTB di musim tanam kedua. Berbeda dibandingkan tahun sebelumnya, di minggu terakhir Mei ini belum turun hujan, baik intensitas ringan maupun sedang.
ADVERTISEMENT
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengajak para petani memanfaatkan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) guna mencegah kerugian akibat gagal panen.
"Potensi gagal panen sangat besar saat kekeringan melanda. Oleh sebab itu, selain menyiapkan water management, petani juga kita ajak untuk mengasuransikan lahan, khususnya AUTP," katanya, Selasa (25/5).
Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Ali Jamil, menjelaskan lebih lanjut mengenai hal tersebut. Menurutnya, asuransi merupakan bagian dari mitigasi bencana bagi petani dalam menghindari kerugian gagal panen.
"Pertanggungan yang diberikan sebesar Rp 6 juta per hektar untuk lahan yang telah diasuransikan. Dengan jumlah tersebut, petani tidak akan rugi. Petani pun tetap memiliki modal untuk tanam kembali," katanya.
Sementara Direktur Pembiayaan Ditjen PSP, Indah Megahwati mengatakan, proses untuk mengikuti asuransi pertanian tidak sulit. Menurutnya, untuk mempermudah proses pendaftaran, petani bisa bergabung dalam kelompok tani.
ADVERTISEMENT
“Selain itu, kita berharap Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dapat segera mengarahkan dan mengingatkan petugas lapangan (PPL) untuk segera mendaftarkan petani menjadi peserta AUTP pada Musim Tanam April September ini pada khususnya, agar petani terlindungi dan mendapatkan manfaatnya jika terjadi kegagalan dalam usaha tani padi,” katanya.
Salah satu wilayah di Sumbawa Barat yang telah merasakan dampak dari kekeringan adalah Kecamatan Sekongkang. Menurunnya curah hujan sejak beberapa hari terakhir menjadi penyebab utama bahkan saat ini kondisi tanahnya sudah mulai retak-retak.
“Memang laporan yang kami terima dari PPL setempat kondisi lahannya sudah mulai retak akibat akibat kekeringan. Kami juga sudah menyiapkan mesin pompa air untuk membantu petani setempat karena masih ada sumber air yang bisa dimanfaatkan,” ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), melalui Kabid Tanaman Pangan, Syaiful Ulum.
ADVERTISEMENT
Kementan berharap bantuan pemerintah akan membantu mencegah dampak yang tidak diinginkan oleh petani.
"Kami tetap mendorong petani agar mengikuti program asuransi pertanian karena manfaatnya sangat besar. Jika petani tidak mau berkorban dan berharap bantuan pemerintah maka hasilnya tidak maksimal karena anggarannya terbatas,” tandasnya.
Kekeringan mulai dirasakan petani Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat di musim tanam kedua. Foto: Dok. Kementan
==