Kelanjutan PSBB DKI Tergantung Kasus Corona Pekan Depan, Kejar 10 Ribu Tes/Hari

18 Oktober 2020 14:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto aerial kendaraan melintas di kawasan Semanggi, Jakarta, Jumat (27/3/2020). Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
zoom-in-whitePerbesar
Foto aerial kendaraan melintas di kawasan Semanggi, Jakarta, Jumat (27/3/2020). Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
ADVERTISEMENT
Pemprov DKI Jakarta belum memutuskan apakah akan memperpanjang PSBB Transisi setelah 25 Oktober 2020. Wagub DKI, Ahmad Riza Patria, menilai keputusan tersebut tergantung pada pergerakan kasus corona di ibu kota.
ADVERTISEMENT
"Kami belum mengambil kebijakan pada dua minggu berikutnya, kita lihat nih, baru seminggu [berjalan 11 Oktober lalu], kita akan lihat seminggu ke depan angkanya masih tetap, jadi sebelumnya sejak ada pelonggaran 5 Juni itu, [DKI] meningkat sekali kurvanya, grafiknya, kemudian [nanti dilihat], sudah ada perlambatan daripada penambahan," ujar Riza saat meninjau Kali Sentiong di Jakarta Pusat, Minggu (18/10).
Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria saat melakukan peninjauan sejumlah fasilitas umum yang rusak usai demo di Jakarta. Foto: PPID DKI JAKARTA
Saat ini, kasus positif harian masih berada di kisaran seribu orang per hari. Meski demikian, Riza menegaskan, tingginya kasus positif disebabkan pula tingginya tingkat pengetesan di Jakarta.
"Memang masih ada penyebaran yang cukup tinggi, tapi itu lebih banyak disebabkan oleh tingginya tes kita yang sebelumnya 5 ribu, 6 ribu, bahkan sekarang sudah 8 bahkan 9 ribu [tes per hari], terus kita upayakan sampai dengan 10 ribu tes per hari," ujar Riza.
ADVERTISEMENT
"Kapasitas lab kita sudah mencapai 16.711, sampel per hari yang bisa kita siapkan sekali lagi. Ini akan terus kita upayakan," ungkapnya.
Mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di kawasan Tebet, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/Reuters
Saat ini, DKI Jakarta memiliki 93.356 kasus positif. Sebanyak 78.062 sudah sembuh dan 2.032 lainnya meninggal dunia.
Dikutip dari laman situs resmi Pemprov DKI, tes usap dahak via PCR dan TCM di Ibu Kota sudah jauh melewati standar WHO ( 1.000 tes per 1 juta penduduk per minggu). Tes di Jakarta sudah mencapai 105.963 per 1 juta penduduk. Sementara secara nasional, Indonesia baru di angka 9.245 per 1 juta penduduk.
Tes corona di DKI Jakarta. Foto: Pemprov DKI Jakarta
Adapun positivity rate (persentase orang yang memiliki hasil tes positif corona dibandingkan jumlah orang yang dites) di Jakarta berada di angka 8,3 persen. Angka ini masih di atas standar WHO, yakni di bawah 5 persen.
ADVERTISEMENT