Kelompok Bersenjata Bakar Rumah Warga, Kota Ilaga di Papua Mencekam

30 September 2019 19:41 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati Puncak, Willem Wandik, pantau kondisi Ilaga yang mencekam. Foto: Dok. kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Puncak, Willem Wandik, pantau kondisi Ilaga yang mencekam. Foto: Dok. kumparan
ADVERTISEMENT
Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) membakar sedikitnya 10 rumah warga di pinggiran Kota Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, sejak Sabtu (28/9) hingga Senin (30/9).
ADVERTISEMENT
Salah satu yang menjadi sasaran pembakaran adalah honai (rumah khas masyarakat pegunungan Papua) milik Kepala Distrik Kimak, Kabupaten Puncak, pada Sabtu malam.
Pada Senin pagi, aparat keamanan TNI-Polri terlibat kontak tembak dengan KKSB di sekitar 500 meter dari kantor bupati (pusat kota) dan ujung Bandara Aminggaru, Distrik Omukia, Puncak.
Serangkaian teror tersebut membuat situasi di Ilaga, ibu kota Kabupaten Puncak, mencekam. Seluruh aktivitas warga, kantor-kantor pemerintah, pertokoan/kios, hingga bank, lumpuh total. Tak ada satu pun kios atau toko yang buka di sepanjang jalan utama.
"OPM sudah masuk dalam kota dan warga maupun pegawai pemerintahan tidak bisa tenang, semua ketakutan," kata Bupati Puncak, Willem Wandik, yang memantau langsung situasi di Ilaga, Senin (30/9).
ADVERTISEMENT
Ratusan warga kini ditampung di tempat pengungsian sementara, baik di kantor-kantor polisi dan militer, maupun kediaman Bupati, Wakil Bupati, dan Sekda. Salah satu tempat pengungsian warga yaitu di Pos Komando Taktis (Poskotis) Satuan Brimob Polda Sulsel, saat ini menampung lebih dari 200 warga.
"Situasi dalam tiga hari ini sangat genting. Semua berdiam diri dalam rumah dan tempat-tempat pengungsian. Apalagi, kontak tembak terjadi di siang hari dalam kota," ujar Wandik.
Ia menduga kelompok bersenjata yang melakukan penembakan dan membakar rumah berasal dari Puncak Jaya, atau daerah lain di luar Kabupaten Puncak.
Wandik menyebut beberapa kelompok bersenjata yang kemungkinan berada di pinggiran Kota Ilaga saat ini, yaitu pimpinan Lekagak Telenggen, Militer Murib, dan Penny Murib.
ADVERTISEMENT
"Tadi (Senin) ada kontak senjata, ini juga baru saja bakar rumah warga. Mereka ada di sekitar sini (pinggiran kota). Karena itu kami minta pihak keamanan untuk waspada," katanya.
Atas meningkatnya eskalasi keamanan tersebut, Wandik meminta Kapolda Papua dan Pangdam Cenderawasih untuk segera menambah pasukan keamanan ke Ilaga.
"Mereka OPM ini siang hari juga masuk ke kota. Oleh karena itu, saya minta Kapolda, Pangdam, dan pimpinan TNI/Polri, agar warga harus dilindungi, kantor-kantor pemerintahan harus dijaga," kata dia.
Di samping itu, sebagian warga sipil diungsikan sementara untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Sejak Jumat (27/9) hingga Senin, lebih dari 100 warga telah dibawa turun ke Timika.
"Sebagian masyarakat untuk sementara kami turunkan ke Timika agar mereka mendapatkan jaminan keamanan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, KKSB pimpinan Lekagak Telenggen mengklaim bertanggung jawab atas penembakan penjaga kios di ujung Bandara Aminggaru, Caharuddin (25), pada Sabtu (28/9).
Kelompok ini juga diduga kuat yang menembak mati dua tukang ojek di sekitar jembatan gantung muara, kampung Amunggi, Distrik Ilaga, dua hari sebelumnya, Kamis (26/9).
Lekagak Telenggen telah mengirim pesan bahwa serangan terhadap tiga warga sipil yang mereka klaim sebagai mata-mata, dilakukannya sebagai balasan atas tiga anggota mereka yang ditembak oleh aparat keamanan.