Keluarga Tersangka Susur Sungai SMPN 1 Turi Alami Tekanan Psikis

26 Februari 2020 17:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Agus Sukamta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Agus Sukamta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Tiga orang pembina Pramuka telah ditetapkan sebagai tersangka dalam insiden susur sungai SMPN 1 Turi yang menewaskan 10 siswa. Usai penetapan tersangka itu, istri dan anak-anak salah satu tersangka yaitu Isfan Yoppy Andrian (36) mengalami tekanan psikis.
ADVERTISEMENT
Hal itu diungkapkan kakak sepupu Yoppy, Agus Sukamta (58).
“Jadi kami bisa memahami dengan itu yang berkembang kemudian medsos viral-viral dan tentunya viral yang terjadi ini memang memberikan tekanan psikologis pada anak-anaknya (Yoppy). Sehingga anak dan istrinya takut,” ujar Agus saat ditemui di Sleman, Rabu (26/2).
Selain perundungan di media sosial, perasaan tertekan istri Yoppy bertambah lantaran sering memikirkan anak didik suaminya yang tewas.
“Tapi kami menyadari medsos ini teknologi yang begitu pesat, dan kita tidak bisa berbuat banyak,” ujar Agus.
Karena tekanan psikis tersebut, pihak keluarga kemudian mengungsikan anak dan istri Yoppy. Hal ini untuk menghindari terulangnya anak Yoppy jadi korban perundungan.
“Biar agak tenang. Di dalam, anak-anak, teman-teman (anak-anak nanyain) seperti ‘hei bapakmu tersangka ya, pembunuh ya’ ini risiko kami sebagai keluarga IYA (Yoppy),” ujarnya.
Agus Sukamta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Tekanan yang dialami anak-anak Yoppy makin bertambah ketika dia melihat bapaknya saat konferensi pers di Polres Sleman melalui Youtube. Keluarga kini lantas melarang istri dan anak Yoppy memegang ponsel.
ADVERTISEMENT
“Kemarin gelar perkara kebetulan anaknya membuka Youtube dan akhirnya HP dilempar karena takut,” ujarnya.
Terkait hal ini Agus mengatakan mereka sudah mendapat pendampingan dari mahasiswa UMY. Di sisi lain ada keluarga yang merupakan lulusan psikologi turut memberikan pendampingan.
“Beberapa hari dia tidak masuk sekolah mulai agak tenang akhirnya diantar eyangnya sampai sekolah, nanti ditunggu pulang lagi. Anaknya masing-masing kelas 6 dan 5 SD,” katanya.
Mewakili keluarga, Agus pun meminta maaf kepada seluruh keluarga korban atas peristiwa ini. “Kami minta maaf kepada seluruh keluarga yang kena musibah,” katanya.