Kematian Akhiri Pelarian 35 Tahun 'Si Pria Bopeng', Sang Pembunuh Berantai

2 Oktober 2021 3:27 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pembunuhan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pembunuhan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Seorang pembunuh berantai yang dicurigai terlibat dalam beberapa kasus tertua yang belum terpecahkan di Prancis telah ditemukan tewas setelah 35 tahun buron. Hal tersebut terungkap saat identitas mayat pembunuh tersebut diungkap kepolisian.
ADVERTISEMENT
Pria yang dijuluki "Le Grele" (pria bopeng), telah dicari polisi sejak 1980-an karena kasus pembunuhan dan pemerkosaan gadis-gadis muda, tetapi tidak pernah tertangkap.
Dia dicari karena daftar kejahatan yang dilakukan pada 1980-an dan 90-an, termasuk pemerkosaan anak di bawah umur, pembunuhan, percobaan pembunuhan, perampokan bersenjata dan penculikan anak di bawah umur, kata jaksa Paris Laure Beccuau dalam sebuah pernyataan pada Kamis (30/9) malam.
Pada tahun 1986, polisi menerbitkan sketsa berdasarkan pernyataan saksi yang menunjukkan seorang pria berusia sekitar 25 tahun, tinggi enam kaki dengan rambut cokelat muda, dan dengan bekas jerawat yang terlihat di wajahnya, sebagai terduga pelaku.
Paris (Ilustrasi) Foto: Unsplash
Dalam kasusnya yang paling terkenal, dia dicurigai memperkosa dan membunuh seorang gadis berusia 11 tahun bernama Cecile yang ditemukan tewas di ruang bawah tanah gedung tempat dia tinggal di arondisemen ke-19 Paris.
ADVERTISEMENT
Pembunuh berantai ini juga diyakini telah mencekik seseorang sampai mati di distrik Marai pada tahun 1987.
Selama bertahun-tahun tak kunjung berhasil diringkus, penyelidik menduga bahwa pelaku pembunuhan berantai merupakan bagian dari aparat keamanan internal alias polisi.
Dalam beberapa bulan terakhir, proses investigasi telah mulai dengan menanyai sekitar 750 polisi yang telah dikerahkan di wilayah Paris pada kurun waktu peristiwa pembunuhan berantai terjadi.
Salah satunya adalah Francois Verove yang saat itu turut bertugas di wilayah tersebut. Saat hendak dimintai keterangan, dia sudah berusia 59 tahun dan tinggal di selatan Prancis. Verove dikirimi surat panggilan pada 24 September lalu, tetapi kemudian ia dilaporkan hilang oleh istrinya tiga hari kemudian.
Dia ditemukan tewas pada Rabu di Grau-du-Roi, sebuah desa nelayan di pantai Mediterania, dekat Kota Montpellier. Dia ditemukan tewas karena bunuh diri di sebuah apartemen sewaan. Dia meninggalkan pengakuan tertulis terkait kejahatan yang ia lakukan, tetapi tak secara rinci. Informasi tersebut didapatkan AFP dari seorang sumber yang tahu kasus tersebut.
ADVERTISEMENT
Verove adalah seorang mantan polisi, yang kemudian menjadi perwira polisi, lalu pensiun.
Polisi mengambil sampel DNA dari tubuhnya dan menemukan bahwa itu cocok dengan profil genetik yang ditemukan di beberapa TKP pembunuhan. Terungkap, bahwa Vorove adalah pembunuh berantai yang 35 tahun dicari oleh pihak kepolisian.
Ilustrasi pembunuhan. Foto: Pixabay
Menurut media lokal, Verove berbuat kejahatan karena tak bisa mengendalikan dirinya. Namun dia mengaku setelah 1997 tak pernah berbuat tindakan kriminal lagi. Namun, dia tidak turut menyinggung soal sederet dugaan pembunuhan berantai sejak 1980 yang diduga dia lakukan, di dalam suratnya.
Seorang pengacara untuk keluarga Cecile, Didier Seban, berterima kasih kepada polisi atas pekerjaan mereka mengungkap pelaku pembunuhan. Tetapi ia mengatakan kepada AFP bahwa "menyakitkan mengetahui bahwa penjahat membawa rahasianya (hingga mati)".
ADVERTISEMENT
Menurut surat kabar Parisien, Verove juga tersangka dalam pembunuhan lain di dekat Paris, terhadap Karine Leroy yang berusia 19 tahun, pada tahun 1994 di kota Meaux.