Kematian Akibat COVID-19 Capai 80 Ribu, Argentina Semakin Kewalahan

5 Juni 2021 13:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kesehatan memeriksa pasien terinfeksi virus corona di unit perawatan intensif Rumah Sakit di Buenos Aires, Argentina. Foto: Agustin Marcarian/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kesehatan memeriksa pasien terinfeksi virus corona di unit perawatan intensif Rumah Sakit di Buenos Aires, Argentina. Foto: Agustin Marcarian/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kasus COVID-19 di Argentina semakin mengkhawatirkan. Negara berpenduduk 45 juta jiwa itu tengah menghadapi gelombang kedua pandemi COVID-19 sejak Februari 2021 yang menyebabkan rumah sakit dan pemerintah kewalahan.
ADVERTISEMENT
Per Jumat (4/6), Argentina melaporkan total kematian akibat COVID-19 sebanyak 80,411 jiwa. Sementara, jumlah kasus keseluruhan di negara tersebut mencapai 3,9 juta kasus.
Saat ini, Argentina berada di posisi ketiga untuk rata-rata kasus harian terbanyak di dunia. Total kasus per kapita COVID-19 di negara ini pun lebih tinggi dibandingkan Brasil, negara dengan total kasus corona ketiga terbanyak di dunia.
Pemerintah Argentina saat ini tengah kesulitan dalam menyeimbangkan situasi lockdown dengan keadaan ekonomi yang tengah dilanda kesulitan, ditambah dengan program vaksinasi yang lamban.
Sejak akhir Desember tahun lalu, Argentina telah memberikan hingga 13,4 juta vaksin. Tetapi, baru 3 juta orang yang telah menerima suntikan dosis kedua.
Bahkan para petugas medis Argentina menyatakan, progres vaksin sekarang ini tak akan mampu menurunkan laju infeksi COVID-19 hingga beberapa bulan ke depan.
ADVERTISEMENT
Argentina menggunakan vaksin Sputnik V, vaksin AstraZeneca, dan vaksin Sinopharm dalam program vaksinasi mereka.
Penggali kubur membuka kuburan baru untuk jenazah pasien corona di pemakaman San Vicente, Cordoba, Argentina, Selasa (14/4). Foto: REUTERS / Sebastian Salguero

Kesulitan Warga Argentina

Seorang pengacara di Argentina, Lidia Alverisi, mengungkapkan betapa sulitnya menghadapi kematian orang-orang terdekat akibat corona.
“Kita semua pernah kehilangan seseorang, seseorang yang sangat kita kenal baik. Dalam kasus saya, saya kehilangan sahabat-sahabat selama 40 tahun yang meninggal dunia hanya dalam kurun waktu 10 hari,” ungkapnya, dikutip dari Reuters.
Sementara, seorang siswa Argentina, Martina Dawin, menekankan bahwa lonjakan kasus dan kematian COVID-19 sebenarnya bisa dicegah, jika pemerintah dan warganya bekerja sama.
“Saya pikir kematian [akibat COVID-19] bisa dihindari jika pemerintah lebih fokus terhadap vaksin dan jika orang-orang di sini menghormati kebijakan lockdown,” ungkapnya.
Tetapi, warga lainnya berpendapat bahwa pemerintah harusnya memprioritaskan perekonomian negara dan melindungi warganya dari kesulitan ekonomi di tahun ketiga resesi ini.
ADVERTISEMENT
“Saya sedih sekali melihat sesama warga negara Argentina yang harus melewati waktu-waktu sulit, tetapi COVID-19 itu jadi prioritas sekunder ketika Anda tak bisa memberi makan anak Anda,” tegas seorang warga Argentina, Diego Peralta.