Kematian di Wuhan Akibat Corona Diyakini Lebih Tinggi, China Sembunyikan Sesuatu

31 Maret 2020 19:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja di lokasi pembangunan jembatan di Wuhan mengenakan masker saat bekerja, Selasa (24/3). Foto: AFP/STR
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja di lokasi pembangunan jembatan di Wuhan mengenakan masker saat bekerja, Selasa (24/3). Foto: AFP/STR
ADVERTISEMENT
Warga Wuhan, China, tak percaya angka yang diberikan pemerintah terkait kematian warga akibat virus corona. Angka resmi menunjukkan 3.000 lebih orang meninggal di Wuhan dalam dua bulan.
ADVERTISEMENT
Sejumlah warga Wuhan mengatakan, data itu tak akurat. Mereka percaya ada data yang disembunyikan oleh otoritas setempat.
Sejak awal pekan lalu, tujuh rumah kremasi masih membagikan abu jenazah setiap harinya ke keluarga-keluarga di Wuhan.
Pasien gejala virus corona atau COVID-19 bermain laptop dan handphone di rumah sakit darurat pusat pameran di Wuhan, Hubei, China. Foto: AFP/STR
"(Angka) itu tidak benar, petugas pemakaman bekerja sepanjang waktu, bagaimana bisa yang meninggal begitu sedikit," sebut seorang warga Wuhan bernama Zhang, kepada Radio Free Asia.
Menurut laporan situs berita independen di China, Caixin, sebanyak 5.000 guci abu dikirimkan setiap harinya ke rumah duka Hankou, di Wuhan. Jumlah pengiriman guci dijadikan dasar tuduhan korban jiwa corona lebih banyak dibanding data resmi pemerintah.
Sedangkan, sejumlah postingan media sosial dari warganet China menyebut, dari tujuh rumah duka di Wuhan, sejak pekan lalu sudah membagikan 3.500 guci berisi abu.
Petugas medis berpakaian hazma merawat pasien di salah satu rumah sakit di Wuhan, China. Foto: China Daily via REUTERS
Rumah-rumah pemakaman tersebut menyatakan, kremasi akan terus dilakukan sampai festival tradisional Qing Ming pada 5 April 2020. Kremasi sudah dilakukan sejak 23 Maret 2020 dan akan dilakukan selama 12 hari.
ADVERTISEMENT
Diperkirakan akan ada 42 ribu guci abu jenazah yang diberikan usai mereka menyelesaikan semua prosesi pemakaman.
Seorang penduduk Wuhan, Mao, juga yakin bahwa angka asli kematian jauh lebih tinggi. Dari informasi yang didapat sebelum dan selama lockdown ada 40 ribu warga Wuhan kehilangan nyawa.
"Mungkin pihak berwenang sudah secara rutin mengeluarkan angka-angka, suka atau tidak, kami akan menerima kenyataan ini," kata Mao.
Suasana jalan yang sepi di Wuhan, Hubei, Cina. Foto: Emily Tjandra / via REUTERS
Sementara itu, seorang sumber dekat biro urusan sipil Provinsi Hubei mengatakan, selama krisis corona berlangsung, banyak warga di Wuhan yang meninggal di rumah. Mereka itu, sama sekali tidak terdata dan dirawat.
Ia menambahkan, pembicaraan soal jumlah korban jiwa di Wuhan menjadi topik sensitif. Tapi, pihak berwenang tahu berapa angka sebenarnya.
ADVERTISEMENT
*****
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!