Kematian Hepatitis Akut Anak RI Lebih Tinggi dari AS-Inggris, Kasus Lebih Rendah

13 Mei 2022 17:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Hepatitis A. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Hepatitis A. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkap sudah ada 7 anak meninggal dunia karena hepatitis akut. Padahal kasus yang dilaporkan baru 18 orang.
ADVERTISEMENT
Ketua Pertimbangan PB IDI Prof. Zubairi Djoerban mengatakan ini memprihatinkan karena di Inggris dengan kasus lebih tinggi tapi tak ada kematian.
“Hepatitis yang baru ini kalau Inggris tidak ada kematian. Jadi dari 160-an itu semuanya tertolong,” kata Prof. Zubairi dalam To The Point kepada kumparan, Jumat (13/5).
Meskipun demikian, Prof. Zubairi mengungkapkan bahwa terdapat 11 anak di Inggris yang melakukan transplantasi hati agar dapat tertolong dari penyakit hepatitis akut yang berbahaya dan masih menjadi misteri penyebabnya.
“Tetapi dengan catatan bahwa yang tertolong di Inggris itu ada juga 11 yang transplantasi liver. Berarti ada kelainan liver yang amat sangat berat yang kalau tidak dicangkok liver, kemungkinan besar meninggal, jadi memang potensial bahaya,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Di Amerika pun demikian, terdapat 109 kasus yang diduga hepatitis akut misterius. Namun hanya 5 orang anak yang meninggal dunia.
“Di Amerika juga sudah ada 5 yang meninggal. Di kita tersangka yang terduga itu sudah 7 meninggal. Jadi memang bisa membahayakan jiwa banget,” jelas Prof. Zubairi.
Sementara itu Juru Bicara Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, juga mengimbau untuk para orang tua dan pihak sekolah agar lebih waspada terhadap penyebaran hepatitis akut dan selalu menerapkan perilaku hygiene serta sanitasi.
“Untuk saat ini hepatitis akut kita tetap waspada, pastikan anak kita menggunakan alat makan sendiri dan pastikan anak kita cuci tangan sendiri. Ini yang perlu diajarkan orang tua dan sekolah tentunya perlu menerapkan perilaku hygiene dan sanitasi,” ungkap Nadia.
ADVERTISEMENT
Reporter: Devi Pattricia