Kemenangan Eri Dinilai Jadi Bukti Pengaruh Risma dan PDIP Masih Kuat di Surabaya

10 Desember 2020 17:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Eri Cahyadi-Armudji tanggapi hasil quick count Pilwalkot Surabaya. Foto: PDIP
zoom-in-whitePerbesar
Eri Cahyadi-Armudji tanggapi hasil quick count Pilwalkot Surabaya. Foto: PDIP
ADVERTISEMENT
Pilwalkot Surabaya menjadi salah satu yang menyita perhatian publik. PDIP yang mengusung Eri Cahyadi-Armuji dikepung 8 parpol pengusung Machfud Arifin-Mujiaman.
ADVERTISEMENT
Peneliti Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdussalam menganalisa ada sejumlah faktor yang mempengaruhi kemenangan paslon bernomor urut 01 itu. Apa saja?
Yang pertama, penentu utama kemenangan di Pilwalkot Surabaya adalah figur Eri-Armuji, bukan semata-mata banyak atau sedikitnya parpol yang mendukung.
"Kalau faktor partai pengusung dukungan dan lain-lain kan faktor penambah. Tapi faktor utama adalah figur yang dipertandingkan," kata Surokim saat dimintai tanggapan, Kamis (10/12).
Faktor lainnya, lanjut Surokim, adalah kuatnya figur yang mendukung Eri-Armuji, yaitu Wali Kota 2 periode Tri Rismaharini. Bahkan, Surokim berpendapat, pengaruh Risma lebih kuat ketimbang parpol.
"Jadi faktor figur Bu Risma sebagai kepala daerah Surabaya yang mendapat 2 periode itu menurut catatan saya pengaruh figurnya lebih kuat ketimbang pengaruh partai. Sehingga, itu yang kemudian bisa menambah dukungan terhadap paslon 01," beber Surokim.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, faktor mesin PDIP di Surabaya juga menurut Surokim ikut mempengaruhi. PDIP yang berkuasa 18 tahun di Surabaya memang mengakar dan memiliki pemilih ideologis.
Dari catatan Surokim, bahkan, soliditas PDIP di Surabaya tertinggi dibandingkan parpol-parpol lain.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (kedua kiri) sambut kedatangan Walikota Surabaya Tri Rismaharini di lokasi Kongres V PDIP di Bali. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Ada juga faktor dukungan partai. Dan harus diakui yang paling solid itu cuma PDIP. Karena PDIP memang sesungguhnya partai ideologis di Surabaya yang sangat mengakar sejak pemilukada langsung itu terus menerus PDIP berkuasa di Surabaya," urai dia.
"Hanya beberapa partai yang bisa tembus 50 persen (suara bulat untuk paslon yang diusung). Dan itu pun hanya beberapa. Itu di 01 ada PDIP, itu angkanya cukup signifikan angkanya 78 persen. Kalau di Pak Machfud yang agak solid itu PKS dan PAN, selebihnya banyak terbagi," tambah Surokim lagi.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di dapur umum pemkot Surabaya, Jumat (29/5). Foto: Dok. Istimewa
Fakta lainnya, tutur Surokim, adalah soal kecenderungan masyarakat di Jatim yang suka pemimpin usia produktif. Terbukti, dalam catatan SSC, di sejumlah kabupaten, paslon yang menang adalah mereka yang berusia muda.
ADVERTISEMENT
"Jadi ada kecenderungan calon yang lebih muda untuk Pilkada kali ini banyak diuntungkan di Jatim. Jadi dari 19 kab/kota itu hampir dominan yang menang itu adalah figur-figur muda," pungkas Surokim.
Berdasarkan hasil hitung cepat Charta Politika, pasangan Eri-Armuji meraih 55,57 persen, Machfud Arifin-Mujiaman 44,43 persen. Sementara itu, berdasarkan Populi Center, Eri Cahyadi-Armuji unggul dengan 56,51 persen. Lalu pasangan Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno dengan 43,49 persen.