Kemendikbud: Corona Jadi Wake Up Call, Sekolah Belum Siap PJJ

9 Juli 2020 13:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Siswa mengerjakan tugas sekolah di rumahnya di Pekanbaru, Riau, Kamis (16/4/2020). Foto: ANTARA FOTO/Rony Muharrman
zoom-in-whitePerbesar
Siswa mengerjakan tugas sekolah di rumahnya di Pekanbaru, Riau, Kamis (16/4/2020). Foto: ANTARA FOTO/Rony Muharrman
ADVERTISEMENT
Pandemi virus corona membuat institusi pendidikan harus beradaptasi dengan metode belajar mengajar baru, yaitu belajar dari rumah atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Hal ini tak hanya terjadi di Indonesia, namun juga di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud, Iwan Syahril, mengatakan, PJJ sudah dibahas dalam seminar bersama UNESCO maupun Global School Leaders. Tenaga pendidik di seluruh dunia sepakat bahwa PJJ merupakan langkah kecil menuju metode pembelajaran baru di abad 21.
"Satu hal yang kemudian dinyatakan adalah dengan kalimat these are baby steps for everybody. Ini adalah baby steps untuk semua negara, bukan saja negara-negara berkembang yang kesulitan teknologi," kata Syahril dalam rapat kerja bersama Komisi X, Kamis (9/7).
Seorang guru berkomunikasi dengan para siswa saat memberikan materi kelas online di Sekolah, Seoul, Korea Selatan, Kamis (9/4). Foto: REUTERS/Heo Ran
"Bahkan untuk negara maju ini jadi wake up call bahwa sekolah-sekola belum siap untuk abad 21. Bahkan guru-guru yang dianggap master teacher itu ternyata belum siap menghadapi konteks yang jadi tantangan selama masa pandemi ini," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Atas dasar itu, Kemendikbud sepakat bahwa tantangan ini harus dihadapi dengan belajar bersama dan berbagi. Syahril mengatakan, hal tersebut sejalan dengan budaya gotong royong yang dianut di Indonesia.
Untuk itu, Kemendikbud menyediakan portal guruberbagi agar tenaga pendidik dapat membagikan pengalaman dan materi pembelajaran selama proses belajar di rumah.
"Semua pemangku kepentingan bisa terlibat, tapi khususnya guru dan kepala sekolah berbagi hal-hal ato ide-ide yang bisa dilakukan dalam PJJ selama pandemi. Ini gerakan gotong royong dan terutama yang dibagi itu gerakan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). RPP dan materi-materi pelajaran dalam metode daring atau luring atau campuran yang bisa berbagi satu sama lain jadi referensi untuk guru-guru, sekolah-sekolah, orang tua untuk bagaimana melakukan PJJ selama masa pandemi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
RPP yang ada di guruberbagi dapat diakses oleh semua jenjang mulai dari PAUD, SD, SMP, SMA, hingga SLB. Per 3 Juli 2020, ada 5,9 juta pengunjung yang mengakses guruberbagi untuk mengunduh maupun mengunggah RPP.
"Tercatat hampir 600 komunitas terlibat dan 172 aksi kolaborasi, dimana yang terpenting menekankan pada pelatihan penggunaan teknologi dan strategi PJJ. Kalau dihitung dari berapa banyak yang sudah terlibat, ini jumlahnya 100 ribu yang ikut pelatihan secara kolaboratif dan dilakukan dengan gratis, dan ini terus kami kembangkan agar semakin banyak mendapatkan manfaat bagi guru," tuturnya.
"Karena walau kami membuat berbagai panduan, tapi dinamika konteks yang ada tentunya terus berubah. Kebijakan COVID-19 harus terus dipantau sehingga gerakan guruberbagi jadi sebuah gerakan yang bisa membantu relevansi apa yang diperlukan para guru dalam pembelajaran, sehingga murid-murid dapat belajar lebih baik lagi," pungkasnya.
ADVERTISEMENT