Kemenhub: 138 Ribu Motor dan Mobil Tinggalkan Jakarta Tiap Hari Jelang Lebaran

11 Mei 2021 19:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemudik di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (10/5/2021).  Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
zoom-in-whitePerbesar
Pemudik di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (10/5/2021). Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
ADVERTISEMENT
Kemenhub mengungkapkan jelang Hari Raya Idul Fitri 1442 H, ratusan ribu mobil dan motor pribadi keluar dari Jakarta. Dalam sehari, setidaknya ada 138 ribu pemudik yang tetap nekat untuk lebaran di kampung halamannya pada tahun ini.
ADVERTISEMENT
"Kami cukup prihatin ya dan sampai hari ini saja ini sudah kita tercatat ya khususnya untuk yang kendaraan pribadi dan sepeda motor itu sudah lebih dari 138.000 per hari ya mobil yang keluar Jakarta kemudian juga motor ini banyak sekali," kata juru bicara Kemenhub Adita Irawati dalam diskusi yang digelar oleh BNPB, Selasa (11/5).
Lonjakan tersebut sangat disayangkan Adita mengingat pemerintah melalui Surat Edaran Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Nomor 13 Tahun 2021 dan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 13 Tahun 2021 telah melarang mudik.
Juru Bicara Menteri Perhubungan Adita Irawati (tengah) di Kantor Kemenhub, Jakarta, Senin (24/2). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Kebijakan ini akan diterapkan hingga 17 Mei mendatang demi menekan angka penularan COVID-19. Tapi nyatanya imbauan itu tak diindahkan oleh para pemudik yang tetap nekat pulang ke kampung halamannya.
ADVERTISEMENT
Kemenhub bersama TNI-Polri sebenarnya tidak berdiam diri meredam masyarakat agar tidak mudik. Penindakan telah dilakukan di sejumlah titik posko penyekatan.
Hanya saja Adita mengatakan banyak pemudik yang tetap bersikeras untuk pulang meski petugas sudah tegas memintanya untuk kembali.
"Sebagian memang memenuhi syarat tapi sebagian yang lain itu adalah pihak-pihak yang ngeyel gitu ya. Kita sebagian sudah putar balikkan karena mereka tidak memenuhi syarat, tapi ya memang masih ada yang bersikeras," ucap Adita.
Selain itu upaya penyekatan dinilai Adita tidak bisa dikatakan gagal. Menurutnya, angka pemudik di sejumlah penyedia transportasi terintegrasi justru terpantau menurun drastis.
"Di pesawat atau di penerbangan lebih drastis lagi 93 persen di masa peniadaan mudik ya. Kemudian kalau kita bicara kereta api ini juga penurunannya sampai 88 persen," kata Adita.
ADVERTISEMENT
"Jadi sebetulnya di transportasi yang keberangkatannya itu terintegrasi ya di satu titik keberangkatan di pelabuhan bandara atau di stasiun itu sudah sudah sangat bagus skriningnya," ungkap dia.
Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali terpantau sepi saat larangan mudik. Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Mengenai pemeriksaan kesehatan secara acak (random testing), Adita menyebut terus dilakukan untuk memastikan para pemudik tidak membawa potensi berbahaya bagi warga masyarakat di lokasi tujuannya.
"Kita berharap skrining itu efektif dilakukan di titik-titik tersebut di samping juga akan ada random testing di beberapa titik Nah ini sebenarnya upaya untuk meminimalisir agar orang-orang yang tetap bersikeras dan ngeyel tadi setidaknya ketika sampai di kampung halaman bisa dikurangi potensi menularkannya," beber dia.
Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali terpantau sepi saat larangan mudik. Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Lebih lanjut, Adita kembali mengingatkan kepada calon pemudik untuk dapat menahan diri. Hal ini demi mencegah meluasnya penularan virus khususnya di daerah yang potensi penularannya terbilang kecil.
ADVERTISEMENT
"Kita masih ada dua beberapa hari lagi peniadaan mudah-mudahan banyak yang masih bisa menahan diri dan kalau pun yang sudah sampai juga menyadari betul bahwa di daerah ini mereka harus bisa betul menerapkan protokol dan syukur-syukur mencoba tes deh itu ya," kata Adita.
"Jangan sampai mereka menjadi pembawa virus ini dan malah nanti membahayakan keluarga yang ada di kampung halaman," tutupnya.