Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi

Kemenkes: Booster Vaksin Corona untuk Umum Tunggu Rekomendasi WHO dan ITAGI

28 Juli 2021 20:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi saat memberikan keterangan secara virtual. Foto: Kemenkes RI
zoom-in-whitePerbesar
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi saat memberikan keterangan secara virtual. Foto: Kemenkes RI
ADVERTISEMENT
Jubir Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi menegaskan hingga saat ini pemerintah belum memiliki rencana mencari suplai vaksin corona untuk booster bagi masyarakat umum. Jika booster vaksin memang diperlukan, maka ini akan dilakukan berdasarkan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI).
ADVERTISEMENT
“Kita tunggu rekomendasi WHO dan ITAGI lebih lanjut,” kata Nadia kepada kumparan, Rabu (28/7).
Hingga saat ini, Sinovac adalah vaksin corona yang paling banyak dipakai di Indonesia. Namun, hasil kadar imun vaksin Sinovac disebut turun 6 bulan usai seseorang disuntik penuh dan efikasinya baru mencapai 65%.
Sehingga, ada sejumlah dorongan bagi pemerintah untuk mulai mencari calon vaksin untuk suntikan dosis ketiga (booster) vaksin COVID-19 bagi masyarakat umum. Salah satunya datang dari Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Daulay. Ia pun menyarankan booster vaksin memakai vaksin yang efikasinya lebih tinggi dari Sinovac.
Di sisi lain, Indonesia kini hampir menerima seluruh komitmen 140 juta dosis vaksin yang dijanjikan Sinovac. Tetapi, Nadia menerangkan belum ada keputusan Indonesia akan berhenti memesan vaksin Sinovac dan fokus mencari suplai vaksin yang efikasinya lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
Ia pun menekankan hingga saat ini belum ada rekomendasi dari WHO untuk berhenti menggunakan suatu vaksin, termasuk dengan alasan karena kurang efektif. Artinya, tidak menutup kemungkinan Indonesia tetap akan kembali memesan vaksin Sinovac meski ada penurunan imunogenisitas usai 6 bulan dan efikasinya paling rendah dibandingkan vaksin lain.
Baik memesan untuk memenuhi kebutuhan pencapaian target herd immunity, maupun untuk booster vaksin apabila diperlukan.
“Enggak, [kita bisa saja masih pesan Sinovac]. WHO belum ada rekomendasi menghentikan vaksin manapun dan tidak ada publikasi ilmiah tentang hal yang sama. [Lagipula] kan vaksin terbatas suplainya, kita tidak banyak pilihan,” tandas dia.
Sementara itu, Bio Farma yang saat ini ditugaskan untuk melobi hingga melakukan transaksi vaksin corona untuk RI juga belum ditugaskan pemerintah untuk mencari suplai vaksin booster. Termasuk mencari merek vaksin yang akan dipesan.
ADVERTISEMENT
“Karena ini sifatnya penugasan pemerintah, maka kami menunggu arahan lebih lanjut dari pemerintah. Iya [termasuk jenis apa yang dipakai Kemenkes],” jelas Jubir Bio Farma Bambang Heriyanto.
Saat ini booster vaksin sudah mulai diberikan kepada tenaga kesehatan menggunakan vaksin Moderna. Sebagai sasaran vaksinasi nasional tahap pertama, mayoritas nakes sebelumnya telah divaksin Sinovac dosis penuh sejak Januari.
Booster vaksin bertujuan untuk memberikan perlindungan ekstra bagi mereka yang tengah berjuang di garda depan menangani lonjakan pasien COVID-19. Tetapi Kemenkes menegaskan masyarakat umum belum perlu mendapatkan booster.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten