Kemenkes Jelaskan Prosedur Pengecekan Laboratorium Bagi Suspect Virus Corona

29 Februari 2020 18:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas dengan masker berjaga di Bandara Soekarno Hatta Terminal 3 CGK. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas dengan masker berjaga di Bandara Soekarno Hatta Terminal 3 CGK. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Belum ada kasus positif virus corona atau COVID-19 di Indonesia. Ada ratusan suspect yang diuji laboratorium namun seluruhnya negatif corona.
ADVERTISEMENT
Publik sempat meragukan apakah benar di Indonesia memang belum ada yang terkena corona?
"Ya enggak apa-apa ragu, enggak apa-apa, kan kita bicara data," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto saat dihubungi, Sabtu (29/2).
Yuri pun kemudian membeberkan mekanisme kerja petugas kesehatan dalam mendeteksi orang yang dicurigai terjangkit virus corona hingga pengujian lab dan diketahui hasilnya.
Pemeriksaan di KBRI Seoul akibat mewabahnya virus corona. Foto: Dok. KBRI Seoul
Mulanya berawal dari pemantauan yang dilakukan petugas kesehatan terhadap orang yang disebut ODP (Orang Dalam Pemantauan). Orang-orang ini merupakan yang masuk ke Indonesia dan berasal dari negara yang ditemukan kasus positif corona seperti China, Jepang, Korea, Singapura dan negara lainnya.
ODP ini kemudian dipantau selama 14 hari sejak hari pertama masuk ke Indonesia. Apabila ODP jatuh sakit dan menunjukan tanda-tanda menuju ke arah virus corona seperti demam hingga batuk, petugas akan memasukan dia ke daftar Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
ADVERTISEMENT
"Nah begitu kita temukan PDP ini langsung kita isolasi, di isolasi kemudian kita cari riwayat kontaknya. Ada enggak riwayat kontaknya dia ketemu atau pernah kontak dekat dengan orang yang positif ya, kalau itu memang ada kita sebut ini sebagai suspect," jelas Yuri.
Warga Iran mengenakan masker dan sarung tangan untuk mencegah tertularnya virus corona, saat berkendara. Foto: WANA/Nazanin Tabatabaee via REUTERS
Terhadap suspect ini, petugas kesehatan kemudian mengambil spesimen berupa swab usap dari tenggorokan dan kerongkongan yang kemudian diperiksa di laboratorium. Pemeriksaan ini dilakukan di Litbang Kementerian Kesehatan Pusat karena fasilitas yang dimiliki hanya di sana.
Apabila hasilnya positif akan ditindaklanjuti dengan pengobatan. Kalau negatif akan dinyatakan bebas corona. Lantas, usai dinyatakan negatif apakah akan dilakukan pemantauan lanjutan?
"Tetap diobservasi 14 hari," kata Yuri. Hal itu untuk memastikan bahwa suspect benar-benar bebas virus corona.
ADVERTISEMENT
Yuri juga mengatakan, dalam rangka meningkatkan kewaspadaan, Kementerian Kesehatan menurunkan standar kategori bagi pasien yang dipantau.
Wisatawan mengenakan pakaian pelindung saat menyaksikan Karnaval Venesia, di Italia, Minggu (24/2). Foto: REUTERS/Ohad Zwigenberg ISRAEL OUT
Semua pasien dalam pengawasan, baik ada riwayat kontak dengan orang yang positif corona atau tidak tapi menunjukkan gejala virus corona, akan dites laboratorium.
"Jadi semua pasien dalam pengawasan mau ada riwayat kontak atau tidak kita ambil untuk kita periksa," kata dia.
Yuri menyebut, hingga Jumat (28/2) sudah ada 143 spesimen yang diambil di 44 rumah sakit dari 22 provinsi yang terdapat suspect corona. Namun, semuanya setelah dicek lab hasilnya negatif.
Apakah ada kemungkinan suspect akhirnya positif corona setelah sempat dinyatakan negatif? Yuri menyebut hal itu bisa diketahui dalam proses perawatan.
"Kita kan kalau pasiennya sudah dirawat pasti tesnya tidak sekali kan. Hari pertama dia masuk kita periksa hari kedua kita periksa lagi," kata dia.
Pekerja medis beristirahat di luar rumah sakit di Kota Daegu, Korea Selatan, Minggu (23/2). Foto: Reuters
Meski begitu, pemeriksaan terhadap suspect corona kini diperketat oleh pemerintah. Hal ini dilakukan terhadap WNI yang baru pulang dari kapal pesiar Diamond Princess.
ADVERTISEMENT
Sebab ada kejadian di Amerika Serikat, ada warganya yang setelah 14 hari pertama dites laboratorium negatif, tapi ketika di hari ke 20 malah positif saat tiba di Amerika. Warga tersebut baru dijemput juga dari kapal pesiar tersebut.
"Itu sebabnya kok kenapa kita lakukan observasi itu 2x14 hari atas dasar pengalaman itu dan ini atas dasar rekomendasi WHO akan kita lakukan," tutup Yuri.