Kemenkes Kembangkan Medical Tourism di Bali: Operasi Plastik ala Korea

18 Juni 2021 14:26 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wamenkes Dante Saksono Harbuwono.
 Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wamenkes Dante Saksono Harbuwono. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Kemenkes mengembangkan wisata kesehatan atau medical tourism di Bali. Hal ini untuk menggaet warga Indonesia yang biasanya mempercantik diri ke luar negeri.
ADVERTISEMENT
Wamenkes Dante Saksono mengatakan, pengeluaran WNI ke luar negeri seperti ke Singapura, Malaysia, dan AS, untuk merawat diri mencapai Rp 100 triliun setiap tahun.
"Yang dimaksud medical tourism adalah bagaimana yang Rp 100 triliun ke luar negeri ini bisa tetap ada di Indonesia, misalnya dengan membangun klinik-klinik center of excellence di Indonesia. Sehingga kita tidak kehilangan devisa negara lagi, banyak orang pergi ke Singapura, Malaysia, AS," kata Dante kepada wartawan, Jumat (18/6).
Bandara Ngurah Rai di Bali Foto: Angkasa Pura I
Kemenkes berencana membuka klinik kecantikan berstandar internasional ini di RSUP Sanglah, Kota Denpasar. Beberapa perawatan tersebut antara lain perawatan kulit, bedah plastik, dan perawatan gigi.
"Karena situasi masih pandemi, tentu ini berjalan sesuai dan masih perencanaan, mudahan-mudahan nanti ketika pandemi mulai turun, kita sudah bisa berjalan," kata dia.
Ilustrasi operasi plastik. Foto: Shutterstock
Di tempat yang sama, Dirut RSUP Sanglah I Wayan Sudana menyambut baik rencana Dante. Ia akan berangkat ke Korea untuk studi banding dan mulai merancang program estetika di Bali.
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya kita (sudah ada) dermatokosmetik. Dermatokosmetik hanya urusan di kulit saja dan kita kembangkan, namanya estetika. Estetika ini nanti kita co-branding dengan Korea, enggak main-main. Namanya nanti apa, kita benchmark dulu ke Korea," kata Sudana.
Sudana sudah mempersiapkan sebagian proyek bernilai Rp 200 miliar ini. Salah satu di antaranya adalah sumber daya manusia.
"Kita harapkan bisa akhir tahun ini (program estetika mulai berjalan), tapi kami diminta memproses dan perencanaan dulu, mencari konsultan perencanaan dan pembangunan fisik lewat tender," kata dia.