Kemenkes: Kita Tak Ada Anggaran Tersendiri untuk Vaksin Nusantara

16 April 2021 13:04 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jubir vaksinasi corona dari Kemenkes Dr. Siti Nadia Tarmizi saat kedatangan Vaksin corona Sinovac tahap 4, di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa (2/2) Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Jubir vaksinasi corona dari Kemenkes Dr. Siti Nadia Tarmizi saat kedatangan Vaksin corona Sinovac tahap 4, di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa (2/2) Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Juru Bicara Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan kini tidak ada anggaran negara tersendiri dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) untuk penelitian vaksin Nusantara. Mengapa demikian?
ADVERTISEMENT
"Kita hanya pertemuan koordinasi saja. Kita tidak ada anggaran tersendiri," kata Nadia kepada kumparan, Jumat (16/4).
Selama ini, kata dia, Balitbangkes hanya berkoordinasi dengan RSUP Kariadi, Semarang. Anggaran pun, kata dia, dari sana.
"Anggaran semua di RS Kariadi. (Dengan Litbangkes) bentuknya pertemuan koordinasi saja," jelasnya.

RSUP Kariadi Tak Lagi Menjadi Tempat Riset

RSUP Kariadi sebelumnya menjadi lokasi penelitian vaksin Nusantara. Vaksin corona tersebut berbasis sel dendritik yang diprakarsai eks Menkes dr Terawan Agus Putranto.
Penandatanganan perjanjian kerasama uji klinik vaksin antara Badan Litbang Badan Kesehatan dan PT Rama Emerald Multi Sukses. Saat itu Terawan menjabat Menkes. Foto: Dok. Litbang.kemkes.go.id
Pengembangan vaksin ini turut menggandeng Balitbangkes, AIVITA Biomedical Inc asal AS, Undip, serta mitra AIVITA di Indonesia, yaitu perusahaan farmasi PT Rama Emerald Multi Sukses atau Rama Pharma yang berbasis di Gresik.
Meski begitu, RS Kariadi Semarang kini tidak lagi dilibatkan dalam pengembangan penelitian vaksin Nusantara. Humas RSUP Kariadi Parna mengatakan, tim peneliti dari pihaknya juga tidak lagi dilibatkan dalam pengembangan vaksin tersebut.
Kementerian Kesehatan RI RSUP dr. kariadi Semarang. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
Saat ini site research vaksin Nusantara telah diambil alih oleh pusat. Parna tak menyebut pusat yang dimaksud itu siapa.
ADVERTISEMENT
"Memang sudah enggak ada lagi penelitiannya di RSUP Kariadi. Sudah disetop. Belum tahu (penelitian lanjut atau gimana). Tapi Intinya Kariadi enggak dipamiti, enggak diapa-apain. Intinya enggak di RSUP Kariadi lagi, tidak lagi sebagai tempat penelitian," ujar dia saat dihubungi, Kamis (15/4).
Infografik serba-serbi vaksin Nusantara Terawan. Foto: kumparan

Keterlibatan Balitbangkes

Lebih lanjut, Nadia menjelaskan, Balitbangkes sebagai organ Kementerian Kesehatan ikut terlibat dalam proyek vaksin Nusantara karena RSUP Kariadi yang juga di bawah Kemenkes, dimitrakan sebagai tempat penelitian vaksin tersebut.
Namun, Balitbangkes tak semata-mata menggantikan anggaran RS Kariadi untuk proyek vaksin Nusantara saat rumah sakit itu mundur dari penelitian.
"(Ada Balitbangkes) karena ada RS Kariadi yang terlibat. (Kalau RS Kariadi mundur, maka Balitbangkes) hanya bentuknya pertemuan koordinasi saja (dengan pengembang vaksin Nusantara," jelas Nadia.
Penelitian vaksin Nusantara dihentikan sementara. Foto: Twitter/@drpriono1
Sebelumnya, penelitian vaksin Nusantara disetop sementara karena belum mendapatkan izin BPOM. Hal ini sesuai dengan surat Plt Dirut RSUP Kariadi kepada Menkes.
ADVERTISEMENT
Menurut hasil inspeksi BPOM, terdapat kejanggalan dalam uji preklinik, Good Manufacturing (GMP), Good Laboratory Practice (GLP), Good Clinical Practice (GCP), dan Proof of Concept yang berkaitan dengan kelayakan proses produksi vaksin.
Namun, ternyata riset tetap berlanjut dengan pengambilan sampel para relawan yang banyak di antaranya adalah figur publik bertempat di RSPAD Gatot Subroto Jakarta sejak pekan lalu.