Kemenkes: Orang dengan Virus Corona Kini Tak Merasakan Gejala Sakit

2 Maret 2020 20:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas Ambulans Puskesmas Kebayoran Baru, bersiap membawa pasien yang diduga terkena virus Corona di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Senin (2/3). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas Ambulans Puskesmas Kebayoran Baru, bersiap membawa pasien yang diduga terkena virus Corona di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Senin (2/3). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah penyebaran virus corona. Sebab, tanda-tanda orang yang positif corona kini mulai samar bahkan tak merasakan dirinya sakit.
ADVERTISEMENT
"Gejalanya lebih rendah lebih ringan bahkan beberapa kasus dilaporkan asimptomatis (pasien tidak menyadari gejala apa pun). Angka kematian rendah, angka kesakitan turun tapi positifnya naik," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Achmad Yurianto, di KSP, Jakarta, Senin (2/3).
"Artinya orang dengan virus tidak merasa sakit dan kontak dekat dengan yang lain," ujar dia.
Suasana di RSPI Sulianti Saroso. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Hal ini membuat pemerintah meningkatkan kewaspadaan. Kini warga yang baru bepergian dari luar negeri mulai diperiksa. Yuri mengatakan, ada beberapa tahapan yang harus dilalui sampai akhirnya seseorang bisa dinyatakan positif corona.
"Kita tingkatkan kewaspadaan, tidak tunggu kontak kuat, tapi orang yang datang ke Indonesia, entah WNI entah WN asing yang kita yakini human to human transmition-nya kuat itu langsung masuk orang dengan pemantauan," tutur dia.
ADVERTISEMENT
Yuri menjelaskan, saat ada orang sakit influenza berat, pasien masuk dalam pengawasan. Kemudian, tim akan menelusuri data perjalanan pasien apakah ada kontak dengan orang yang positif corona. Bila iya, pasien masuk dalam kategori suspect corona.
"Kalau kita periksa virusnya dan positif namanya confirm. Awalnya standar suspect diperiksa dan kita turunkan, sekarang untuk tingkatkan kesiagaan karena ada perubahan tren COVID-19," jelas dia.
Mobil ambulance Dinas Kesehatan Depok yang diduga membawa pasien positif corona tiba di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Senin (2/3). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Peningkatan ini juga tak lepas dari perkembangan kasus corona di China. Yuri mengatakan, ada perubahan pola pengidap corona.
"Pada gelombang pertama di China gambarannya sangat kuat, inkubasi 14 hari, yang jadi savior (penyelamat) dan kematian tinggi tapi China turun. Di luar China turun tapi perubahan kasus positifnya banyak," ucap dia.
ADVERTISEMENT