Kemenkes: Penderita Hepatitis A di Depok Bertambah Jadi 262 Orang

4 Desember 2019 16:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Hepatitis A. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Hepatitis A. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Dinas Kesehatan Depok, Jawa Barat, telah menetapkan penyakit Hepatitis A di Depok sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) sejak Jumat (29/11) lalu. Hingga Rabu (3/12), penderita Hepatitis A yang semula di angka 72 kasus kini malah meningkat tiga kali lipat.
ADVERTISEMENT
"Sampai tanggal 3 Desember kemarin, kejadian Hepatitis yang bisa diidentifikasi di sana sampai saat ini sudah ada 262 kasus," kata Dirjen Pencegahan dan Pengendaian Penyakit Kementerian Kesehatan, dr. Anung Sugihantono, di kantornya, Rabu (4/12).
Anung mengatakan, penyakit ini pertama kali terindikasi oleh Kemenkes pada 21 November. Adapun laporan pertama terjadi pada 12 November.
Penderita paling banyak berasal dari siswa SMPN 20 Depok. Meski tak merinci jumlahnya, Anung menjamin penanganan dari Dinas Kesehatan Kota Depok sudah dilakukan.
Dalam investigasi yang dilakukan Kemenkes, virus Hepatitis A di Depok itu berasal dari seorang pekerja di lingkungan SMPN 20 Depok yang menular ke siswa hingga tenaga pendidik. Anung tak menyebut identitas pekerja yang dimaksud.
ADVERTISEMENT
"Secara kronologis sebenarnya indektis yang ditemukan di sana bukan dari siswa. Tapi dari seseorang yang jadi bagian di dalam penyelenggaraan proses pengajar mengajar meski bukan tenaga pendidikan. Saya tidak akan sebutkan secara detil," kata dia.
Anung menegaskan hingga saat ini belum ada laporan penderita Hepatitis A yang meninggal dunia.
Ilustrasi Hepatitis A. Foto: Shutter Stock
Sebelumnya, Menkes Terawan Agus Putranto mengaku memiliki dua cara untuk menanggulangi penyakit tersebut. Termasuk mencegah agar penyebaran penyakit hepatitis A tak kian meluas.
"Satu, mencegah penyebaran semakin meluas, kedua, kami melakukan tindakan medis untuk penyakitnya. Hanya dua hal itu. Kemudian untuk lingkungan, melakukan preventif dan promotif," ujar Terawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (21/11).
Terawan bersama timnya akan melakukan sosialisasi pada masyarakat terkait penyakit tersebut. Sehingga, masyarakat bisa memahami dengan jelas penyebab munculnya penyakit itu.
ADVERTISEMENT
"Tapi langkah cepatnya adalah langsung ke pasien, habis itu ke lingkaran keluarganya, kemudian ketiga, melakukan edukasi kepada masyarakat sekitar," jelasnya.