Kemenkes: Tracing Corona di Lokasi Penuh Kerumunan Akan Lebih Agresif

22 November 2020 19:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kegiatan Rapid Test dan bagi sembako PMJ dan Kodam Jaya di Petamburan Foto: Dok. PMJ
zoom-in-whitePerbesar
Kegiatan Rapid Test dan bagi sembako PMJ dan Kodam Jaya di Petamburan Foto: Dok. PMJ
ADVERTISEMENT
Kemenkes menyayangkan rentetan peristiwa kerumunan massa di Jakarta dan Jawa Barat setelah kepulangan Mohammad Rizieq Syihab atau Habib Rizieq pada 10 November lalu.
ADVERTISEMENT
Setibanya di Indonesia, Rizieq hadir di berbagai kegiatan dan menggelar acara Maulid Nabi dan pernikahan putrinya di Petamburan hingga memicu kerumunan massa.
Berdasarkan data per 21 November lalu, tercatat ada 50 kasus positif corona dari acara keagamaan di Tebet lalu ada 30 kasus positif dari kegiatan agama dan pernikahan di Petamburan. Hasil itu diketahui berdasarkan tes PCR.
Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Muhammad Budi Hidayat mengatakan, pelacakan di lokasi kerumunan akan lebih agresif dibanding tempat lainnya.
"Pelacakan dilakukan secara agresif di tingkat kecamatan terutama yang memiliki kerumunan dengan jumlah massa besar," kata Budi saat konferensi pers di BNPB, Minggu (22/11).
Budi menambahkan, mereka yang diketahui positif namun tanpa gejala akan diminta untuk isolasi di Wisma Atlet Kemayoran atau hotel yang sudah disiapkan pemerintah pusat dan daerah. Rasio tracing yang dilakukan petugas ialah 1:30 atau artinya 1 pasien berbanding 30 kontak erat yang dilacak.
ADVERTISEMENT
"Selain itu juga dilakukan pemantauan yang lebih intensif terjadinya penularan dalam 14 hari ke depan," ucap Budi.
Sejauh ini, Budi menyebut Satgas COVID-19 telah menurunkan 5.000 pelacak di 10 provinsi prioritas. Mereka akan menelusuri penularan dan kontak erat dari pasien.
"Kami berharap masyarakat terbuka dan mendukung relawan pelacak kontak sebagai kontribusi memotong rantai penularan," tutur dia.