Kemenkes Ungkap Pfizer Belum Dipakai untuk Vaksin Booster

1 Oktober 2021 10:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kesehatan menunjukkan vaksinasi Pfizer. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kesehatan menunjukkan vaksinasi Pfizer. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini, terdapat beberapa merek vaksin COVID-19 yang terbukti aman dan telah didistribusikan ke seluruh Indonesia. Mulai dari Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, hingga Pfizer.
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyatakan bahwa setiap jenisnya memiliki tingkat efikasi dan kecocokan yang berbeda-beda, tetapi semuanya telah melewati uji klinis bahwa efektif digunakan untuk membangun kekebalan tubuh dan meringankan gejala COVID-19.
Meskipun demikian, masih banyak orang-orang yang membandingkan dan pilih-pilih. Banyak yang berkata bahwa Pfizer, Sinopharm, dan Moderna adalah yang paling tepat karena memiliki efektivitas yang lebih tinggi dibanding AstraZeneca atau Sinovac.
Dilihat dari segi efikasinya, BPOM mencatat AstraZeneca berada pada angka efikasi 62,1 persen, Sinovac pada angka 65,3 persen, disusul oleh Sinopharm di 78 persen. Sementara Moderna menunjukkan efikasi yang lebih tinggi, yakni 94,1 persen untuk orang berusia 18-65 tahun dan 86,4 persen untuk usia di atasnya.
Sedangkan untuk Pfizer, BPOM menyatakan bahwa merek vaksin buatan Amerika ini memiliki tingkat efikasi 95,5-100 persen. Melihat data ini, tak kaget jika masyarakat berbondong-bondong untuk mendapatkan Pfizer.
ADVERTISEMENT
Ajang banding vaksin COVID-19 ini terus berlanjut sampai ke pembahasan tentang vaksin dosis ketiga alias booster —yang sementara waktu masih dikhususkan bagi tenaga kesehatan (nakes) dan pekerja garda terdepan. Masih banyak orang yang menunggu-nunggu apakah Pfizer akan termasuk menjadi salah satu pilihan yang dapat diambil.
Menanggapi hal ini, Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. Siti Nadia Tarmizi angkat suara. Kepada kumparan, ia mengatakan bahwa sampai saat ini, Pfizer tidak disebarkan untuk kebutuhan booster.
“Pfizer belum digunakan, sampai sekarang hanya Moderna, AstraZeneca, dan Sinovac,” jelasnya, melalui WhatsApp, Kamis (30/9).
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi saat memberikan keterangan secara virtual. Foto: Kemenkes RI.
Moderna, AstraZeneca, dan Sinovac; tiga jenis vaksin inilah yang akan didistribusikan tahun depan sebagai dosis booster untuk masyarakat.
Selain itu, ia juga sempat menanggapi pernyataan Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Sinovac, Prof. Kusnandi Rusmil yang memberi tahu bahwa booster dengan merek vaksin yang berbeda dari dosis pertama atau kedua, terbukti akan lebih baik bagi proses pembentukan antibodi.
ADVERTISEMENT
Nadia menyebutkan, sampai saat ini nakes menggunakan vaksin Moderna sebagai booster. Namun ia menambahkan bahwa vaksin apa pun tidak menjadi penghalang booster, karena vaksin yang sama juga boleh.
“Nakes pakai Moderna, atau vaksin yang sama juga boleh,” ucap Nadia.

Kapan Masyarakat Umum Bisa Dapatkan Vaksin Dosis Booster?

Petugas kesehatan menyuntikkan vaksinasi Pfizer. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan.
Nadia mengungkap bahwa dosis booster akan segera tersedia bagi masyarakat umum. Masih sambil gencar melakukan vaksinasi bagi warga yang belum menerima, dosis booster diprediksi akan ada paling cepat pada 2022.
“Tahun depan paling cepat,” tutup Nadia.
Dengan kebebasan dan kemudahan akses vaksin dosis booster di masa yang akan datang, masyarakat diharapkan tidak ragu dan segera mengambil kesempatan untuk mendapatkannya.