Kemensos Akan Terapkan Face Recognition untuk Pengambilan Bansos Tunai
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Aplikasi ini tengah disiapkan PT Pos sesuai arahan Menteri Sosial Tri Rismaharini (Risma). Tujuan kita pakai face recognition itu agar lebih memastikan, oh ini orangnya [penerima BST]. Menurut hemat kami itu kan bisa lebih memastikan orang yang menerimanya, buktinya ada," kata Asep dalam keterangannya, Rabu (3/2).
Asep juga menjelaskan, aplikasi tersebut untuk memudahkan pencatatan karena data penerima BST bisa langsung masuk ke dashboard data dan langsung diperbaharui.
"Petugas tinggal upload data di dashboard, otomatis berubah," tuturnya.
Saat ini, jumlah penerima BST mencapai 10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di mana masing-masing keluarga mendapat Rp 300 ribu setiap bulan melalui layanan Bank Himbara atau PT Pos.
Sementara itu, Ketua Satgas BST PT Pos Haris Husein mengatakan, dengan sistem ini KPM BST tidak perlu lagi membawa KTP karena data mereka telah terekam di dalam sistem.
ADVERTISEMENT
"Mereka cukup kita scan wajahnya saja," kata Haris.
Meski demikian, Haris mengakui sistem face recognition masih dalam proses hingga Februari ini.
"Face recognition masih dalam proses. Kami [PT Pos] masih dalam proses penyiapan infrastruktur. Kita masih berupaya untuk Februari ini kalau tidak bisa minggu pertama, bisa minggu kedua, atau ketiga, atau keempat," kata Haris.
Penyaluran Bansos Tunai Sudah 96 persen
Lebih lanjut, PT Pos Indonesia mencatat sebanyak 96 persen yaitu 8,7 juta KPM BST telah mencairkan dana mereka hingga Senin (1/2) malam.
"Data awal yang diterima Satgas, sebenarnya bantuan sudah tersalur ke 8,7 juta Keluarga Penerima Manfaat atau 100 persen. Terus data penerima dalam perjalanannya bertambah menjadi 9.046.563 KPM sehingga yang tersalurkan kalau dipersentase menjadi 96 persen," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
"Data penerima ini akan terus bertambah hingga mencapai 10 juta KPM sesuai target Kemensos. Sisanya kapan mencairkan ya tugas kita mendatangi mereka," pungkasnya.