news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kementan Pastikan Taxi Alsintan Percepat Pembangunan Pertanian Subang

9 Maret 2022 12:03 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani dan pelaku usaha pertanian di Sumatera Selatan (Sumsel) antusias menyambut program Taxi Alat Mesin Pertanian (Alsintan) yang digagas Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. Foto: Dok. Kementan
zoom-in-whitePerbesar
Petani dan pelaku usaha pertanian di Sumatera Selatan (Sumsel) antusias menyambut program Taxi Alat Mesin Pertanian (Alsintan) yang digagas Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. Foto: Dok. Kementan
ADVERTISEMENT
Kementerian Pertanian (Kementan) meluncurkan program Taxi Alsintan dalam rangka mewujudkan pertanian modern. Kali ini, program tersebut diluncurkan untuk petani di Kabupaten Subang, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Taxi Alsintan merupakan program Kementan guna mendukung percepatan pembangunan pertanian di Kabupaten Subang.
Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, permintaan petani terhadap alsintan sangat besar. Sayangnya, dana pemerintah untuk pendistribusian alsintan ini sangat terbatas, untuk tahun ini saja anggaran belanja alsintan tersisa Rp 600 miliar.
“Taxi Alsintan hadir sebagai terobosan dalam membantu petani dalam pengadaan alsintan secara mandiri sehingga tak lagi seterusnya bergantung kepada APBN,” terang SYL.
Petani dan pelaku usaha pertanian di Sumatera Selatan (Sumsel) antusias menyambut program Taxi Alat Mesin Pertanian (Alsintan) yang digagas Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. Foto: Dok. Kementan
Namun lebih dari itu, sambung SYL, program Taxi Alsintan menunjukkan kehadiran negara sekaligus menghadirkan semangat gotong royong semua pihak, baik pemerintah melalui Kementan, dinas pertanian daerah, petani, perbankan, dan penyedia alsintan.
"Inti dari Taxi Alsintan ini adalah bagaimana kita mengelaborasi, bekerja bersama, sehingga pembangunan mekanisasi pertanian bisa terus berlanjut. Dan kami bersyukur sekarang makin banyak petani yang inisiatif membeli alsintan untuk milik sendiri atau pun untuk disewakan. Dengan situasi yang serba sulit saat ini, mekanisasi pertanian tidak bisa lagi bertumpu kepada APBN dan APBD," papar dia.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menambahkan, Kementan saat ini memang tengah mengupayakan agar petani, kelompok tani, maupun Unit Pengelola Jasa Alsintan (UPJA) bisa bertransformasi dalam menjalankan usahanya menjadi sebuah bisnis yang lebih modern.
Dengan demikian, usaha tani menjadi lebih efisien dan keuntungan yang diterima pun menjadi berlipat.
"Khusus alsintan ini, sebenarnya banyak negara yang mendorong penggunaan teknologi dalam pengolahan lahan hingga panen. Seperti Jepang, kini menjadi negara dengan dengan sepenuhnya mengandalkan mekanisasi," ujar Ali.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil. Foto: Dok. Kementan
Ali yakin dengan pengadaan alsintan secara mandiri, petani akan lebih semangat memacu dalam meningkatkan produktivitas pertanian. "Di samping itu, tingkat kepemilikan dan kepuasan untuk penggunaan alsintan di kalangan petani menjadi lebih tinggi, yang situasinya tentu akan sangat berbeda jika bantuan alsintan tersebut bersumber dari APBN," kata Ali.
ADVERTISEMENT
Ali memastikan, kehadiran alsintan betul-betul mulai dirasakan dampaknya bagi petani. Tak ada lagi petani yang mengolah lahannya menggunakan hewan ternak dan juga ketika panen, tak ada lagi yang menggunakan sabit.
"Semua kini dilakukan melalui mekanisasi pertanian. Ini menunjukkan transformasi yang kita lakukan selama 7 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo berhasil. Ada masalah di lapangan, iya. Tapi itu kita terus perbaiki. Kita hadapi," urai Ali.
Pandemi COVID-19 ini, lanjutnya, membuat semua pihak termasuk Kementan mengubah pola kegiatannya. Salah satunya dalam hal pengadaan alsintan yang angkanya terus mengalami penurunan, biasanya nilai yang digelontorkan ke petani mencapai triliunan, kini tinggal Rp 600 miliar dalam dua tahun ini.
"Di satu sisi, alsintan yang dikerahkan sejak 2015, sudah saatnya tergantikan mengingat umur ekonomis alsintan biasanya hanya 5 tahun. Ini moment tahapan 2 yang sangat penting. Kalau ini gagal, mekanisasi kita bisa fatal," tegas Ali.
Ilustrasi pemanfaatan alsintan. Foto: Kementan
Di sisi lain, Direktur Alat Mesin Pertanian (Alsintan) Kementan Andi Nur Alam Syah menegaskan program Taxi Alsintan yang digagas Mentan SYL merupakan ide yang cerdas dan brilian untuk memastikan mekanisasi ini terus berlanjut dan tidak berhenti hanya karena persoalan anggaran.
ADVERTISEMENT
Ia mengaku ditantang oleh SYL untuk masuk tahapan kedua dari mekanisasi ini, bagaimana menumbuhkan partisipasi dari kelompok tani.
"Saya yakin ini bisa berhasil karena tanpa kita dorong orang sudah mulai merasakan bahwa alsintan ini sangat kita butuhkan. Ini yang terjadi di Sumsel," ucapnya.
Ilustrasi pemanfaatan alsintan. Foto: Kementan
Nur Alam pun mengajak petani dan semua pihak, khususnya perusahaan alsintan untuk sama-sama menyukseskan program Taxi Alsintan ini, sehingga ke depan tidak lagi mengandalkan proyek pengadaan alsintan dari pemerintah.
Namun menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk swadaya alsintan karena dalam kurun waktu 2-3 tahun ke depan ini, pemerintah akan hadir di tengah-tengah petani sebagai fasilitator alsintan. Pemerintah juga memastikan petani tak memiliki kendala dalam operasi maupun mobilisasi alsintan, serta siap turun langsung mengawal dan memastikan tak akan ada kredit macet dalam KUR Alsintan ini.
ADVERTISEMENT
"Kita hadir dan di sini bekerja sama dengan penyedia karena ini merupakan pola bisnis baru yang selama ini diabaikan oleh penyedia alsintan. Ingat, Toyota itu sebagian besar penghasilannya dari bisnis sparepart. Ini yang harus dilakukan teman-teman penyedia," tegasnya.