Kementerian PPPA Beri Pembekalan ke Calon TKI untuk Cegah Radikalisme

2 Februari 2018 17:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diskusi Kementerian PPPA (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi Kementerian PPPA (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) memiliki perhatian khusus kepada para TKI. Dalam hal ini Kementerian PPPA melakukan pelatihan penguatan mental terhadap calon TKI yang akan berkerja di luar negeri.
ADVERTISEMENT
"Pelatihan penguatan mental itu lebih diarahkan bagaimana TKI itu siap mental untuk bekerja di luar negeri, karena di luar negeri itu tidak hanya butuh keterampilan tapi juga mental," kata Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan dalam Ketenagakerjaan Lies Rosdianty, di kantor Kementerian PPPA di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (2/2).
Pelatihan mental, kata Lies, juga diperlukan lantaran adanya perbedaan budaya antara Indonesia dengan negara-negara di luar sana. Dengan pelatihan tersebut, akan meminimalisasi munculnya potensi masalah para TKI.
"Kita mengantisipasi supaya mereka tahu karakter-karakter majikannya, ke mana mereka harus lapor kalau ada masalah," jelas Lies.
Diskusi Kementerian PPPA (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi Kementerian PPPA (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
Dalam pelatihan tersebut, para calon TKI juga diberi bekal agar waspada dengan ajaran-ajaran radikal di luar sana. Sebab, menurut dia, dalam pembekalan terakhir, para TKI hanya diberi materi seputar pekerjaan yang akan dilakukan.
ADVERTISEMENT
"Sekarang pekerja migran luar negeri rentan menjadi sasaran ajaran radikalisme nah itu juga kita bekali. Jadi fokus kepada tujuan ke luar negeri mau ngapain? Kerja kan cari uang. Udah enggak usah ngapa-ngapain, enggak usah ikut (ajaran radikalisme)," terang Lies.
Pelatihan penguatan mental kepada calon TKI sudah dilakukan oleh Kementerian PPPA sejak tahun 2017 di daerah kantong-kantong TKI, seperti Jakarta dan Yogyakarta, dan telah menghasilkan sekitar 300 calon TKI terlatih.
"300 orang (calon TKI), karena kita enggak boleh sekelas banyak, enggak boleh lebih dari 30 orang," ungkap Lies.