Kemitraan RI-Norwegia Tekan Emisi Gas-Deforestasi Beri Manfaat Lokal dan Global

27 Mei 2020 18:33 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi Pers Kerjasama Indonesia-Norwegia terkait REDD+. Foto: Dok. KLHK
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi Pers Kerjasama Indonesia-Norwegia terkait REDD+. Foto: Dok. KLHK
ADVERTISEMENT
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebut gelombang pasang perjuangan Indonesia melawan deforestasi telah membuahkan hasil. Pasalnya, deforestasi dan degradasi hutan dan gambut telah menurun tiga tahun berturut-turut.
ADVERTISEMENT
Namun, hasil ini tidak datang secara kebetulan atau merupakan keberuntungan, tetapi dari upaya yang tak kenal lelah. Semua bermula dari sepuluh tahun yang lalu, pada Mei 2010, Indonesia dan Norwegia menandatangani perjanjian bilateral untuk mengurangi emisi gas rumah kaca melalui pencegahan deforestasi dan degradasi hutan.
Kerja sama ini dilatarbelakangi oleh kerangka kerja Reducing Emissions form Deforestation and Forest Degradation Plus (REDD+) atau Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan Plus di bawah naungan United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC).
“Dalam hal ini Indonesia memiliki komitmen yang ambisius untuk mereformasi pengelolaan hutannya, dan Norwegia menjanjikan dukungan keuangan hingga 1 miliar dolar AS, yang sebagian besar akan dibayarkan berdasarkan hasil pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan dan gambut di Indonesia, yang telah diverifikasi”, ucap Wakil Menteri LHK, Alue Dohong dalam konferensi pers kerja sama Indonesia–Norway terkait REDD+, Rabu (27/05)
Wakil Menteri LHK Alue Dohong saat konferensi pers kerjasama Indonesia-Norwegia terkait REDD+. Foto: Dok. KLHK
Sebagai negara berdaulat, Indonesia dan Norwegia memiliki komitmen yang kuat untuk memerangi pemanasan global. Indonesia telah menetapkan target pengurangan emisi nasional yang ambisius.
ADVERTISEMENT
Alue Dohong berharap kontribusi terbesar dari pengurangan deforestasi, degradasi hutan dan konversi lahan gambut secara signifikan. Sementara peran Norwegia ada dua: bantuan keuangan dan dukungan teknis-ilmiah. Norwegia juga telah menetapkan target pengurangan emisi yang ambisius di dalam negeri dan bekerja sama dengan Uni Eropa.
Selama satu dekade terakhir, kedua negara telah bekerja dengan semangat kemitraan. Kedua negara telah mendapat dukungan kuat dari komunitas, masyarakat sipil dan lembaga akademis di dalam negeri dan internasional.
“Indonesia telah menunjukkan kepemimpinan yang kuat, dan meluncurkan sejumlah reformasi kelembagaan dan peraturan untuk meningkatkan tata kelola hutan di seluruh negeri. Tahapan-tahapan penting telah dilalui dengan mantap sepanjang jalan kemitraan kedua Negara”, jelas Alue Dohong.
Ilustrasi hutan. Foto: Shutter Stock
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Ruandha Agung Sugardiman menambahkan keberhasilan pencapaian kesiapan REDD+ Indonesia berkat moratorium penerbitan izin baru pengelolaan hutan alam primer dan lahan gambut.
ADVERTISEMENT
Upaya ini dimulai pada 2011 dan statusnya dipermanenkan oleh Presiden Jokowi pada 2019. Kemudian moratorium lahan gambut, yang dimulai pada 2017, untuk melindungi area lahan gambut yang luas, dan pembentukan Badan Restorasi Gambut (BRG) pada 2016 dengan rencana untuk memulihkan 2 juta hektar lahan gambut terdegradasi.
Pada 2018, moratorium kelapa sawit mengakhiri pembangunan kebun baru di lahan hutan dan menggeser fokus pemerintah dari ekspansi ke intensifikasi untuk mengamankan pertumbuhan di masa depan. Kebijakan Satu Peta (KSP) atau yang dikenal dengan One Map Policy merupakan alat perencanaan tata ruang umum untuk seluruh Indonesia dan semua tingkat pemerintahan.
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Menteri Lingkungan Hidup Siti Nurbaya. Foto: Dok. LHK
Praktik pengelolaan hutan di tingkat lokal diperkuat melalui Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) dan Program Perhutanan Sosial, termasuk ribuan izin untuk petani. Selain itu, KLHK juga membentuk Direktorat Jenderal Penegakan Hukum untuk memerangi kejahatan hutan.
ADVERTISEMENT
“Norwegia telah menyediakan dana dengan kepastian untuk kemitraan ini serta investasi hijau lainnya. Selain itu, upaya besar telah dilakukan untuk memperkenalkan "cara Indonesia" kepada mitra global dan masyarakat dunia. Indonesia telah bekerja keras untuk mempromosikan upaya perlindungan hutan tropis di forum internasional,” jelas Ruandha.
Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Rhuanda Agung saat konferensi pers Kerjasama Indonesia-Norwegia terkait REDD+. Foto: Dok. KLHK
Tahun-tahun awal kemitraan didominasi upaya untuk mendefinisikan tantangan yang ada, dan mengidentifikasi teknik yang diperlukan untuk mengatasinya. Selama kurun waktu itu, fokus kerja sama adalah peningkatan inventarisasi hutan dan kapasitas pemantauan, penguatan kesadaran dan keterlibatan masyarakat, pengembangan model bisnis yang berkelanjutan dan secara aktif berpartisipasi dalam negosiasi kesepakatan global tentang REDD+ dalam kerangka konvensi iklim.
Penunjukan Siti Nurbaya sebagai Menteri LHK oleh Presiden Jokowi telah terbukti sebagai langkah yang sangat sukses. Selama lebih dari 5 tahun, Siti telah berkampanye di seluruh negeri untuk menyampaikan informasi dan berkonsultasi dengan ribuan komunitas dan pejabat tentang perlunya reformasi kebijakan korektif.
ADVERTISEMENT
Di bawah arahan Siti semua hal tentang REDD+ diletakkan di bawah satu payung Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim bersama dengan Direktorat Jenderal Penegakan Hukum. Berkat prioritas KLHK dan kebijakan Siti selama beberapa tahun ini, pemerintah sekarang dapat menunjukkan penurunan emisi secara substansial.
Konferensi Pers Kerjasama Indonesia-Norwegia terkait REDD+. Foto: Dok. KLHK
Indonesia dan Norwegia pun berkeyakinan untuk melanjutkan kerja sama, dan pembahasan perpanjangan perjanjian kemitraan yang saat ini sedang berlangsung. Berdasarkan pengalaman dari kerja sama selama satu dekade, kedua negara sepakat beberapa bidang pokok akan mendapat perhatian bersama.
Mulai dari meningkatkan, memperbaiki dan berinvestasi pada kesejahteraan pedesaan yang berkelanjutan, penegakan hukum yang ketat di kawasan lindung, kajian atas konsesi dan ijin-ijin untuk memastikan kepatuhan hukum dan lingkungan, membangun bisnis berkelanjutan dan melindungi hak-hak masyarakat adat dan masyarakat lainnya yang bergantung pada hutan, pencegahan kebakaran.
ADVERTISEMENT
Kemudian, restorasi dan pembasahan kembali lahan gambut yang rusak, menguatkan pengelolaan hutan lestari dan berinvestasi pada penelitian berbasis ilmiah yang memastikan kualitas semua kegiatan, mengenalkan instrumen-instrumen keuangan yang memberikan penghargaan pada penekanan deforestasi dan perilaku perencanaan tataguna lahan yang berkelanjutan untuk masyarakat lokal, pemerintah daerah, dan belajar sambil melakukan.
Duta Besar Norway untuk Indonesia, Vegard Kaale, saat konferensi Pers Kerjasama Indonesia-Norwegia terkait REDD+. Foto: Dok. KLHK
Norwegia pun menyambut baik hasil kerja sama ini. Norwegia akan terus mendukung Indonesia mencapai hasil yang maksimal.
“Kedua negara juga yakin bahwa semangat kemitraan keduanya akan menginspirasi masing-masing negara dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan dan Perjanjian Paris, untuk kepentingan saat ini dan untuk generasi mendatang. Menyelamatkan hutan Indonesia tidak diragukan lagi akan membantu kedua negara dan dunia dalam mencapai keduanya”, ucap Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, Vegard Kaale.
ADVERTISEMENT
Menurut Vegard, Indonesia telah menunjukkan tekad dan kemampuan nyata untuk mengatasi penyebab deforestasi dan penggunaan lahan yang tidak berkelanjutan. Upaya melawan penggundulan hutan semakin nyata dan menawarkan dorongan bekerja bersama selama 10 tahun.
Hasil telah dicapai, Indonesia dan Norwegia sedang dalam dialog yang intens, baik terkait dengan pembayaran berbasis kinerja untuk hasil yang dicapai, maupun tentang rincian bagaimana kemitraan akan dilaksanakan ke depan dalam kerangka Letter of Intent 2010.
“Sekali lagi, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas kontribusi yang sangat penting. Kami berharap kolaborasi dan dukungan semua pihak yang berkelanjutan di dekade mendatang”, pungkas Alue Dohong.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
————-----------------------
ADVERTISEMENT
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.