Kemlu Sindir Senator Australia: Berpikiran Sempit, Pernah ke Bali?

6 Agustus 2022 18:45 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jubir Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jubir Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Luar Negeri RI menyinggung pernyataan kontroversial dari Senator Australia, Pauline Hanson, yang menyebutkan bahwa kotoran ternak berceceran di Bali pada Sabtu (6/8).
ADVERTISEMENT
Hanson membuat komentar itu saat berpidato di Senat Australia pada Kamis (4/8). Ketua Partai One Nation itu mengeklaim, kotoran ternak menyelimuti jalanan di Bali.
Pasalnya, Hanson mengatakan, hewan ternak dibiarkan berkeliaran bebas di pulau tersebut. Alhasil, para pelancong dapat membawa Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ketika kembali ke Australia.
Kemlu RI menganggapnya sebagai orang berpikiran sempit.
"Tidak ada gunanya menanggapi seorang Hanson yang berpikiran sempit," tegas Juru Bicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah, kepada kumparan pada Sabtu (6/8).
"Pertanyaannya apakah yang bersangkutan pernah ke Bali?" tanya Teuku.
Kondisi sapi bali yang dijual di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (5/7/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Hanson mengungkapkan cemoohan itu ketika tengah mengkritik kebijakan Pemerintah Australia. Negara itu telah menggencarkan upaya pencegahan sejak PMK mewabah di Indonesia.
PMK berisiko menelan biaya ekonomi hingga AUD 80 miliar (Rp 832 triliun) bagi Australia. Otoritas lantas mengadopsi berbagai program dari pembentukan satgas biosekuriti hingga penggunaan alat sanitasi alas kaki di bandara-bandara internasional.
ADVERTISEMENT
Mengedepankan kemitraan, Australia tetap menolak menutup perbatasan dengan Indonesia. Indonesia merupakan pengimpor ternak hidup terbesar bagi Australia. Arus pelancong yang hilir mudik antara kedua negara juga terus tinggi, terutama menuju Bali.
Pemerintahan Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, telah mengusung komitmen untuk memperdalam hubungan dengan Indonesia bahkan sebelum terpilih pada Mei.
Hanson lantas melayangkan kritik terhadap sikap Pemerintah Australia. Dia menekankan, industri daging sapi di negara itu berisiko terdampak bila pihak berwenang tidak segera menutup perbatasan.
"Kami mengandalkan industri daging sapi untuk ekspor kami untuk di sini di negara ini," kata Hanson, dikutip dari Sky News, Sabtu (6/8).
"Tutup perbatasan," seru dia.
Senator Pauline Hanson di Senat di Gedung Parlemen di Canberra , Australia, pada 18 Maret 2021. Foto: Sam Mooy/Getty Images
Histeria itu berasal dari pandangan diskriminatif Hanson terhadap Indonesia. Mencerminkan ketidaktahuannya, Hanson bahkan merujuk kepada Bali sebagai sebuah 'negara'.
ADVERTISEMENT
"Bali benar-benar berbeda dengan negara lain karena ternak berkeliaran di jalanan. Ternak membuang kotoran di tanah, orang-orang berjalan di atas kotoran itu. Kotoran itu kemudian dibawa kembali ke pakaian mereka dan pada diri mereka dan mereka kembali ke negara ini," ujar Hanson dalam ledakan amarah di Senat Australia.
Setelah beredar di media sosial, komentar tersebut memicu kecaman keras dari masyarakat maupun politikus Indonesia. Gubernur Bali, Wayan Koster, mempertanyakan klaim Hanson.
Wayan menjelaskan, Bali memiliki pengelolaan limbah yang baik. Dia mengakui, kotoran dan sampah dapat terbawa saat musim hujan.
Kondisi itu kemudian dapat menyebabkan penumpukan di TPA Suwung. Tetapi, Wayan menegaskan, dia telah mengatasi skenario semacam itu tanpa kesulitan.
Gubernur Bali Wayan Koster. Foto: Pemprov Bali
Pihaknya juga tengah membangun tiga unit Tempat Pengolahan Sampah Terpadu di Denpasar. Alhasil, TPA Suwung akan segera ditutup pada Oktober. Wayan lantas meminta politikus sayap kanan itu membuktikan caciannya.
ADVERTISEMENT
"Saya minta tunjukkan di mana lokasi penuh kotoran dan sampah," jelas Wayan kepada kumparan pada Sabtu (6/8).
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Uno, membuat kecaman serupa. Sandiaga menegaskan, Hanson tidak membuat pengamatan berdasarkan fakta. Dia turut menggarisbawahi, pariwisata Indonesia masih berangsur pulih dari pandemi COVID-19.
"Secara tegas dan lugas saya sampaikan untuk jangan pernah menghina Bali, ikon dan jantung pariwisatanya Indonesia," tulis Sandiaga di Instagram.
"Jangan ganggu ketenangan, apalagi kepulihan ekonomi kami dengan ucapan yang tidak benar," imbuhnya.