Kenapa Joe Biden Pilih Kamala Harris Jadi Cawapres?

12 Agustus 2020 9:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kandidat presiden AS dari Partai DemokratJoe Biden dan Senator AS Kamala Harris (kiri) bergandengan tangan saat kampanye di Detroit, Michigan, AS, (9/3/2020). Foto: Brendan McDermid/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Kandidat presiden AS dari Partai DemokratJoe Biden dan Senator AS Kamala Harris (kiri) bergandengan tangan saat kampanye di Detroit, Michigan, AS, (9/3/2020). Foto: Brendan McDermid/Reuters
ADVERTISEMENT
Capres AS dari Partai Demokrat, Joe Biden, memilih Kamala Harris menjadi cawapesnya di Pemilu AS. Harris juga menjadi wanita kulit hitam pertama yang menjadi cawapres di Negeri Paman Sam.
ADVERTISEMENT
Banyak pihak yang terkejut dengan keputusan Biden menunjuk Harris sebagai wakilnya. Tak terkecuali Donald Trump yang merupakan capres dari Partai Republik.
Bahkan Trump menyebut Harris sebagai sosok yang jahat dan tidak sopan terhadap Biden.
"Salah satu alasan yang mengejutkan saya, dia mungkin lebih jahat daripada Pocahontas kepada Joe Biden," kata Trump.
Jika melihat ke belakang, sebenarnya Biden pernah berjanji bakal memilih wanita sebagai pasangannya untuk menghadapi Presiden Donald Trump dalam Pemilu AS yang digelar 3 November mendatang. Ia juga sudah membahas hal itu bersama istrinya Jill Biden.
Pilihan itu akhirnya kemudian dijatuhkan kepada Harris yang juga merupakan seorang mantan Jaksa di California dan San Fransisco.
Harris yang merupakan wanita Afrika-Amerika atau Afro-Amerika akan diandalkan oleh Biden untuk memobilisasi pemilih Afrika-Amerika yang loyal memilih Partai Demokrat AS.
ADVERTISEMENT
Bukan tanpa alasan, empat tahun lalu dalam Pemilu 2016, jumlah pemilih kulit hitam di AS mengalami penurunan sejak 20 tahun terakhir. Hal itu kemudian menjadi salah satu faktor yang menyebabkan Hillary Clinton kalah melawan Trump.
Biden sendiri sadar, selama ini dalam kampanyenya didominasi oleh pemilih kulit hitam. Terlebih saat ini situasi di AS tidak kondusif akibat pembunuhan terhadap warga kulit hitam George Floyd di Minneapolis pada Mei lalu.
Calon presiden AS dari Partai Demokrat Joe Biden disambut oleh Senator AS Kamala Harris saat kampanye di Detroit, Michigan, AS (9/3/2020). Foto: Brendan McDermid/Reuters
Dengan menggandeng Harris sebagai wakilnya, Biden ingin mendulang suara sebanyak mungkin dari pemilih kulit hitam. Mereka akan menjadi penentu suara di negara bagian seperti Michigan, Pennsylvania dan Wisconsin.
Trump sendiri pada 2016 menang tipis di tiga negara bagian itu hingga membuat jalannya menuju Gedung Putih mulus.
ADVERTISEMENT
Sementara salah seorang mantan perwira polisi dan juga politisi AS kulit hitam, Val Demings, mengatakan banyak warga kulit hitam yang miliki kemampuan dan potensi untuk menjadi wakil presiden.
Demings yakin, penunjukan Harris akan menjadi momentum dan pembuktian jika wanita kulit hitam dapat menjadi pemimpin.
"Melihat seorang wanita kulit hitam dinominasikan untuk pertama kalinya menegaskan kembali keyakinan saya bahwa di Amerika, ada tempat bagi setiap orang untuk sukses tidak peduli siapa mereka atau dari mana mereka berasal," kata Demings.