Kenapa Suara Umat Islam Amerika Serikat Penting Bagi Joe Biden?

22 Juli 2020 15:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kandidat presiden Amerika Serikat, Joe Biden mengenakan kaca mata hitam usai kampanye. Foto: REUTERS / Rick Wilking
zoom-in-whitePerbesar
Kandidat presiden Amerika Serikat, Joe Biden mengenakan kaca mata hitam usai kampanye. Foto: REUTERS / Rick Wilking
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Joe Biden (77) terpikat dengan suara pemilih Muslim. Suara umat Muslim AS akan dipakai sebagai salah satu senjata Biden untuk mengalahkan Donald Trump (74).
ADVERTISEMENT
Jelang pemilu AS pada November 2020 mendatang, Biden menghadiri acara yang digelar organisasi Muslim terbesar di Negeri Paman Sam, PAC.
Biden merupakan capres Partai Demokrat pertama yang datang ke acara tersebut. Pendahulunya seperti Hillary Clinton dan Barack Obama tak melakukannya.
Joe Biden. Foto: AFP/Frederic J. BROWN
Di acara virtual awal pekan ini, Biden menyampaikan berbagai janji seperti bakal memberikan kursi di pemerintahan hingga menghapus larangan masuk AS bagi beberapa warga dari negara mayoritas Muslim.
Janji itu merupakan cara Biden untuk mengamankan suara umat Islam di AS.
Di negeri Paman Sam, Islam adalah agama terbesar ketiga. Populasi warga Muslim mencapai 3,45 juta atau 1,1 persen dari populasi AS sebesar 328 juta.
Persentase penduduk Islam di AS memang kecil. Namun, suara itu cukup berpengaruh pada pemilu Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT

Swing State di Amerika Serikat

PAC diketahui memiliki perwakilan aktif di Florida, Michigan, dan Pennsylvania. Ketiga negara bagian itu adalah swing state di Amerika Serikat.
Swing state merupakan istilah bagi negara bagian di Amerika Serikat yang pemenang pemilunya belum bisa tertebak.
Tidak seperti Negara Bagian Texas yang pasti dimenangi oleh Republik atau Minnesota yang pasti dimenangi Partai Demokrat, di tiga negara bagian tersebut pemenang selalu berubah-ubah.
Dalam sistem pemilu AS yang menganut pola pemilihan elektoral, swing state sangatlah penting.
Masjid tertua di Amerika Serikat, di Cedar Rapids, Iowa. Foto: JIM WATSON / AFP
Pada pemilu 2016 lalu, kemenangan Trump di swing state seperti Florida dan Michigan membuatnya berhasil duduk di kursi presiden.
Mengamankan suara di swing state adalah pekerjaan rumah bagi setiap capres AS.
ADVERTISEMENT
Catatan Associated Press, untuk di Negara Bagian Michigan terdapat 150 ribu pemilih Muslim. Bila Biden bisa mengamankan suara pemilih Muslim di setiap swing state, maka hal itu niscaya dapat membantunya mengalahkan Donald Trump.