Kepala BPBD Banten: 1 Alat Deteksi Tsunami Sedang Dalam Perbaikan

27 April 2022 13:05 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Abu vulkanik Gunung Anak Krakatau terlihat dari pinggir pantai di Desa Pasauran, Serang, Banten, Sabtu (11/4). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
zoom-in-whitePerbesar
Abu vulkanik Gunung Anak Krakatau terlihat dari pinggir pantai di Desa Pasauran, Serang, Banten, Sabtu (11/4). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
ADVERTISEMENT
Aktivitas Gunung Anak Krakatau mengalami peningkatan yang kini berada di level III (siaga) sejak Minggu (24/4) lalu. Sementara itu, satu dari tiga alat peringatan dini tsunami atau Early Warning System (EWS) di Banten, belum berfungsi dengan benar.
ADVERTISEMENT
Diketahui, tiga alat Early Warning System terpasang di perairan Pasauran (Kabupaten Serang) perairan Labuan dan perairan Panimbang (Kabupaten Pandeglang).
Kepala Pelaksana BPBD Banten, Nana Suryana mengatakan, persoalan kebencanaan menjadi prioritas pihaknya. Salah satunya mengenai potensi tsunami yang terjadi akibat aktivitas Gunung Anak Krakatau.
Menurutnya, salah satu upaya kesiapsiagaan BPBD yakni mengaktifkan kembali alat Early Warning System (EWS) di tiga daerah yang berpotensi terjadi tsunami.
"Kondisi sirine dari tiga lokasi, yang berfungsi dua, yaitu di Panimbang dan Labuan, yang satu di Pasauran masih dalam perbaikan oleh BMKG setelah sebelumnya ada yang mencuri bagian dari alat tersebut," ucapnya, Rabu (27/4).
Disampaikan Nana, aktivitas Gunung Anak Krakatau saat ini hanyalah tumpahan lava yang masuk ke dasar laut, sehingga hal itu tidak akan menimbulkan terjadinya tsunami.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, masyarakat tidak diperbolehkan untuk melakukan aktivitas dalam radius 5 kilometer dari pusat kawah Gunung Anak Krakatau.
"Masyarkat tidak boleh mendekat dalam radius 5 kilometer. Meningkat, jika dibanding sebelumnya hanya 2 kilometer," ujarnya.