Kepala BPIP Akan Sosialisasikan Pancasila Lewat Youtube hingga TikTok

18 Februari 2020 17:45 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi bersiap mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi II DPR di Kompleks Parlemen, Senayan Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi bersiap mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi II DPR di Kompleks Parlemen, Senayan Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi menjelaskan program kerja BPIP di depan mitra kerjanya, yakni Komisi II DPR. Salah satu yang dipaparkannya adalah sosialisasi Pancasila.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan, BPIP akan fokus membumikan Pancasila kepada generasi milenial sesuai arahan Presiden Jokowi.
"Oleh karena itu Bapak Presiden minta kita fokus menggarap ini. Walaupun kata milenial itu terbatas usianya, tetapi kita harus mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SLTA sampai perguruan tinggi, melalui apa yang menjadi kesukaan mereka," kata Yudian di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/2).
Rapat Kerja Perdana Komisi II DPR dan BPIP. Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
Yudian melanjutkan, sesuai arahan Presiden Jokowi, nilai-nilai kepancasilaan akan disosialisasikan melalui media yang kerap dipakai oleh generasi milenial, termasuk media sosial yang marak dipakai saat ini.
"Begitu pula melalui musik, film, medianya tentu nanti di sini, alatnya itu maksud saya ada Youtube, ada blogger, ada pokoknya medsos yang sekarang digitallah, digital model ini kita pakai. Sehingga, nanti akan ada, ya termasuk TikTok, segala macam itu," sebutnya.
ADVERTISEMENT
"Sehingga nanti akan nyambung antara kira-kira kurikulum di sekolah dengan apa yang ada di luar kurikulum. Asal mereka paham bahwa ini adalah nilai-nilai kepancasilaan," sambungnya.
Ide itu, dijelaskan Yudian karena psikologis milenial berbeda dengan generasi pejabat publik saat ini. Dia berharap dengan medium yang dipakai itu, nilai-nilai Pancasila bisa tersampaikan.
"Jadi, ketika anak-anak buka gitu, dia sudah ketemu orang berpancasila misalnya lagi main bola. Nanti kalau dia lihat lagi orang berpancasila sedang nyanyi, mungkin sebentara lagi ada film religi misalnya begitu, dia sudah nyambung ke sana," kata Yudian.