news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kepala Daerah hingga Kapolda Batal Divaksinasi Corona: Gula Darah; Tensi Tinggi

16 Januari 2021 7:15 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas menunjukan vaksin Sars-cov-2 Sinovac untuk disuntikan kesejumlah tenaga kesehatan di RS Siloam, Jakarta, Kamis (14/1). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menunjukan vaksin Sars-cov-2 Sinovac untuk disuntikan kesejumlah tenaga kesehatan di RS Siloam, Jakarta, Kamis (14/1). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia memulai vaksinasi tahap pertama. Sejumlah kepala daerah di Indonesia juga telah menerima vaksinasi pertama di daerahnya.
ADVERTISEMENT
Namun tak sedikit kepala daerah yang batal divaksin karena beberapa hal. Mulai dari tensi darah yang tinggi hingga faktor usia.
Selain kepala daerah ada juga sejumlah pejabat publik yang gagal disuntik vaksin.
Siapa saja mereka? Berikut rangkumannya untuk Anda:

Bupati Poso

Bupati Poso Darmin Agustinus Sigilipu gagal disuntik vaksin COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Jumat (15/1).
Menurut tim screening corona, ada satu persyaratan yang tidak terpenuhi oleh Bupati Poso setelah dua kali dilakukan pemeriksaan kesehatan, yakni tekanan darahnya masih tergolong tinggi.

Wali Kota Padang

Kemudian ada Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah, yang juga batal divaksinasi COVID-19 di Puskesmas Padang Pasir, Padang, Sumatera Barat.
ADVERTISEMENT
"Saya sendiri telah dijadwalkan untuk menjadi orang pertama di Kota Padang yang melakukan vaksinasi COVID-19, tapi belum bisa karena tekanan darah tinggi," katanya, Jumat 15 Januari 2021.
Kondisi tekanan darah tinggi yang dialami oleh Mahyeldi ini, diketahui setelah melewati alur proses vaksinasi. Seperti mulai pemeriksaan kesehatan.
Petugas medis memberikan penanganan kepada seorang pasien yang mengalami reaksi saat simulasi pemberian vaksin corona Sinovac di Puskesmas Kelurahan Cilincing I, Jakarta, Selasa (12/1). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO

Wali Kota Batam

Hal yang sama juga dialami Wali Kota Batam, Muhammad Rudi. Ia batal menjadi orang pertama yang akan disuntik vaksin COVID-19 di Kota Batam, Kepulauan Riau.
Setelah melalui proses pemeriksaan kesehatan yang panjang dari meja ke meja, hasil ukur tensi Wali Kota Batam itu menunjukkan angka yang tinggi di luar standar penyuntikan vaksin.
Setelah dinyatakan belum bisa disuntik vaksin, Rudi belum memberikan tanggapan. Ia kemudian keluar dari lokasi untuk bersiap melaksanakan salat Jumat.
ADVERTISEMENT
Kendati Rudi belum divaksin, namun Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, tetap menjalani proses pemeriksaan dan menjalani suntik vaksin.

Kepala BPOM dan Ketua IDI Kalteng

Selain itu ada juga 2 pejabat publik Kalimantan Tengah yang tidak bisa divaksin karena tidak memenuhi syarat untuk divaksin.
Berdasarkan data yang ada, 2 tokoh public tersebut yakni ketua Ikatan Dokter Indonesia(IDI) Kalimantan Tengah, dokter Mikko Uria Mapas dan Kepala BPOM Leonard Duma.
“Tentu yang divaksin harus sehat sebagaimana sudah diatur dan ditentukan sebelumnya dalam aturan vaksinasi. Ketika menemukan ada yang tidak sehat, petugas kesehatan dapat menolak,” ujarnya`
Sementara itu, dokter Mikko Uria Mapas saat ditanya mengakui dirinya kurang istirahat sehingga menyebabkan hipertensi dan tidak dapat mengambil bagian dalam pencanangan vaksin Corona yang dilaksanakan oleh Pemprov Kaleng.
Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah. Foto: Dok. Istimewa

Wali Kota Tangerang

Nasib yang sama juga dialami Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah batal disuntik vaksin corona Sinovac pada Kamis (14/1). Arief sedianya sudah datang ke Pendopo Kantor Bupati Tangerang untuk vaksinasi bersama Sekda Banten dan sejumlah wali kota/bupati di Tangerang Raya.
ADVERTISEMENT
Namun, saat menjalani pemeriksaan di meja 2 atau saat pengecekan sederhana kesehatan, tekanan darah Arief mencapai 151/90. Dokter menyarankan Arief batal divaksin.
"Tadi kan lewati beberapa tahap, pas di meja check-up (meja kedua), terus periksa darah, ternyata tensi darah saya 151/90 dan itu tinggi, terus diminta tunggu sekitar 15 menit, dan pas periksa lagi, ternyata 145/90 dan itu masih tinggi," katanya.
Alhasil, dokter menyarankan pemberian vaksin Sinovac untuk Arief dibatalkan hari ini. Dokter minta Arief untuk beristirahat dulu.

Kapolda Bangka Belitung

Selain sejumlah kepala daerah, Kapolda Bangka Belitung (Babel) Irjen (Pol) Anang Syarif Hidayat juga gagal disuntik Vaksin Sinovac lantaran tensi gula jenderal bintang dua tersebut sedang tinggi.
ADVERTISEMENT
"Gula tinggi, dan tensi pun cukup tinggi, setelah tensi gula rendah nanti akan di vaksin lagi," ungkap Kapolda, di RSUP DR Soekarno Bangka Belitung, Jumat (15/1/2021).
Padahal menurut Anang, satu hari sebelum pelaksanaan vaksinasi ia masih menyempatkan diri untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.
Ia pun belum dapat memastikan kapan akan melaksanakan vaksinasi.

Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banda Aceh

Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman, dan Wakilnya Zainal Arifin tak ikut disuntik vaksin corona, Jumat (15/1) pagi tadi. Hal itu disebabkan karena Aminullah tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan Kementerian Kesehatan.
Kabag Humas Setdako Banda Aceh, Said Fauzan, mengatakan alasan Wali Kota tak disuntik Sinovac lantaran usianya sudah di atas 60 tahun.
ADVERTISEMENT
“Pak Wali usianya sudah 63 tahun. Sedangkan yang akan divaksin usianya mulai 18 sampai dengan 59 tahun,” kata Said, saat dikonfirmasi kumparan.
Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Banda Aceh melaksanakan vaksinasi sinovac perdana di RSUD Meuraxa, Banda Raya, (15/1). Foto: Dok. Humas Banda Aceh
Sementara, Zainal Arifin tak disuntik vaksin, karena ia pernah dinyatakan positif corona. Tepatnya pada Jumat 28 Agustus 2020 lalu.
Karenanya, penerima vaksin pertama di Banda Aceh adalah Kepala Puskesmas Kuta Alam, dr Laura Machnum dan Wadir Umum dan Keuangan RSUD Meuraxa, Andri, dilakukan di RSUD Meuraxa, Banda Raya.
Anggota Brimob berjaga di samping truk berisi vaksin corona Sinovac setibanya di UPTD Instalasi Farmasi dan Kalibrasi Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Lampung, Senin (4/1). Foto: Ardiansyah/ANTARA FOTO

Gubernur Lampung

ADVERTISEMENT
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi membuka langsung pelaksanaan kick off vaksinasi di aula Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM), Kamis (14/1).
Arinal mengatakan bahwa dirinya tidak bisa dilakukan menerima penyuntikan vaksin pada tahap awal ini dikarenakan faktor usia.
ADVERTISEMENT
"Saya sudah 64 tahun, jadi sudah tidak bisa. Sebenarnya saya mau seandainya dibolehkan. Tapi batas maksimal yang bisa divaksin 60 tahun," ujarnya.

Wali Kota dan Ketua DPRD Kota Jambi

Pemerintah Kota Jambi melakukan vaksinasi terhadap 17 orang kepala daerah dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopinda) setempat, Kamis (14/1) hari ini.
Sebanyak 17 orang itu berasal dari jajaran Pemerintah Kota Jambi, DPRD Kota Jambi, Kejaksaan, Kepolisian, TNI dan tokoh agama.
Namun, Wali Kota Jambi Syarif Fasha dan Ketua DPRD Kota Jambi Putra Absor Hasibuan, justru tidak divaksinasi COVID-19 pada hari ini.
Wali Kota Jambi Syarif Fasha, mengatakan dirinya tidak divaksinasi COVID-19 kerena sebelumnya pernah terjangkit virus tersebut.
ADVERTISEMENT
Pengalaman terjangkit COVID-19 membuat antibodinya lebih kuat, sehingga untuk sementara vaksinasi tidak perlu dilakukan.
"Saya sudah mengajukan diri untuk divaksinasi, tetapi ditolak, karena saya alumni COVID-19. Mungkin menunggu beberapa bulan lagi, karena antibodi sudah terbentuk," katanya.
Sedangkan Ketua DPRD Kota Jambi Putra Absor Hasibuan batal menjadi subjek vaksinasi, akibat kondisi kesehatannya tidak mendukung.