Keraton Agung Sejagat Jadi Tontonan Warga dari Berbagai Daerah

14 Januari 2020 19:40 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Keraton Agung Sejagad di Purworejo, Jawa Tengah. Foto: Dok. Hiya Fadhilatul Ulya
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Keraton Agung Sejagad di Purworejo, Jawa Tengah. Foto: Dok. Hiya Fadhilatul Ulya
ADVERTISEMENT
Kemunculan tiba-tiba Keraton Agung Sejagat yang berlokasi di Desa Pogung, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, menyita perhatian publik. Keraton yang diklaim sebagai titisan Majapahit ini banyak dikunjungi warga dari daerah lain.
ADVERTISEMENT
Meski akses menuju Keraton Agung Sejagat tak mudah, banyak warga dari Yogyakarta, Klaten, hingga Wonogiri, berdatangan ke lokasi. Mereka mengendarai motor atau mobil pribadi karena tidak ada akses angkutan umum di sekitar keraton tersebut.
Yanti, salah seorang warga asal Wonogiri, mengaku datang ke keraton tersebut bersama temannya karena penasaran. Dia kecewa lantaran tak diizinkan masuk oleh penjaga keraton, Puji.
"Yah masak enggak boleh masuk, Pak. Padahal cuma mau lihat dan foto-foto aja," katanya di kawasan Keraton Agung Sejagat, Desa Pogung, Purworejo, Selasa (14/1).
Suasana Keraton Agung Sejagad di Purworejo, Jawa Tengah. Foto: Dok. Hiya Fadhilatul Ulya
Hal senada juga disampaikan oleh warga asal Klaten yang enggan menyebut namanya. Kecewa tak diizinkan masuk, mereka akhirnya berkeliling ke keraton yang diklaim bakal seluas 4 hektare tersebut.
ADVERTISEMENT
Semakin sore, semakin banyak warga yang berdatangan ke lokasi. Mereka membawa serta anak-anak mereka, sekaligus untuk jalan-jalan sore.
Keramaian ini dimanfaatkan sejumlah warga untuk berjualan. Dari pedagang minuman, makanan, hingga mainan anak turut meramaikan halaman Keraton Agung Sejagat.
Suasana Keraton Agung Sejagad di Purworejo, Jawa Tengah. Foto: Dok. Hiya Fadhilatul Ulya
Salah satu penjaga keraton, Puji, mempersilakan warga berkeliling ke area yang tak ditutup. Area itu berupa sendang yang disebutnya sedalam 10-15 meter , dan beberapa bangunan yang belum selesai dibangun.
"Silakan kalau mau cuci muka boleh, untuk kesehatan, juga nanti bisa awet muda. Karena saya cucu sudah 8 (masih awet muda)," ujar istri Puji, Bu Puji, di lokasi yang sama.
Selain Puji dan istrinya, tak tampak ada orang lain di dala keraton. Puji menyebut, pimpinannya, Totok Santoso dan istri, sedang tidak ada di tempat. Para prajurit dan pengikut yang diklaim berjumlah 400-an juga sedang ada urusan masing-masing.
ADVERTISEMENT
"Sesuai latar belakang kita masing-masing. Di sini sama-sama berjuang mendirikan keraton. Karena berjuang, untuk berjualan perlu peluru atau senjata. Nah senjata, nek kita tidak makarya (bekerja), itu kan kita tidak ada. makanya dipersilakan (bekerja)," ujar Puji.
Puji, penjaga Keraton Agung Sejagad di Purworejo, Jawa Tengah. Foto: Dok. Hiya Fadhilatul Ulya
Sejumlah polisi tampak berjaga di pinggir jalan dan di area parkiran. Mereka mengaku dari Polsek Bayan yang ditugaskan untuk memantau Keraton Agung Sejagat.
Sementara itu, eksistensi keraton ini dipertanyakan oleh banyak pihak, salah satunya Menkopolhukam Mahfud MD. Mahfud menilai para pimpinan keraton, Totok Santoso Hadiningrat dan istrinya Dyah Gitarja, hanya membuat lelucon.
Oleh para pengikutnya, Totok dipanggil dengan sebutan Sinuhun, sedangkan istrinya Kanjeng Ratu. Mereka mengaku memunculkan diri untuk memenuhi janji 500 tahun runtuhnya kerajaan Majapahit. Totok juga mengaku sebagai keturunan Majapahit alias Rangkai Mataram Agung.
ADVERTISEMENT
"Mungkin itu dagelan," kata Mahfud di kampus UII, Yogyakarta.