Keterisian RS Rujukan Corona di Bali Kini Capai 39 Persen, Pasien Isoman 1.000

30 Juni 2021 13:26 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi nakes di rumah sakit di Bali. Foto: Antara/Fikri Yusuf
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi nakes di rumah sakit di Bali. Foto: Antara/Fikri Yusuf
ADVERTISEMENT
Kasus corona di Bali perlahan-lahan terus meningkat. Jubir Satgas COVID-19 Provinsi Bali, Dewa Indra, mengatakan, penularan COVID-19 di disebabkan transmisi lokal dan Pelaku Perjalanan Dalam Negeri (PPDN).
ADVERTISEMENT
"Dalam dua minggu terakhir kasus COVID-19 disumbangkan sebagian besar oleh transmisi lokal. Jadi Pelaku Perjalanan Dalam Negeri ada, tapi selalu di bawah transmisi lokal," kata Dewa Indra di Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Rabu (30/6).
Total kumulatif terkonfirmasi positif COVID-19 di Bali per Selasa (29/6) ada 49.996 orang. Dari jumlah itu 46.837 orang sembuh, kemudian 1.560 meninggal dan 1.599 dirawat.
Kasus tinggi ini turut membuat tingkat Bed Occupation Rate (BOR) rumah sakit rujukan COVID-19 naik. Pada Selasa (29/6), BOR isolasi sudah mencapai 39 persen dan BOR ICU sudah 30 persen. Jumat (18/6) lalu, BOR isolasi 14,2 persen dan dan BOR ICU 24 persen.

Tak Perlu Panik, tapi Tetap Prokes

Kepala Dinas Kesehatan Bali I Ketut Suarjaya mengatakan, kasus corona di Bali didominasi kasus dengan kategori ringan. Ia meminta warga tak panik namun tetap menerapkan protokol kesehatan.
ADVERTISEMENT
"Dari kasus yang tinggi sedikit yang bergejala. Dari yang bergejala ini sedikit yang bergejala berat karena kalau bergejala berat pasti akan masuk ICU. Sedangkan BOR ICU lebih rendah daripada BOR isolasi yang artinya bergejala berat sedikit, ya," kata Suarjaya.
Dari 1.599 pasien yang dirawat, sekitar 400 lebih yang dirawat di rumah sakit rujukan, 76 yang menjalani isolasi dan hampir 1.000 yang isolasi mandiri.
Kepala Dinas Kesehatan Bali I Ketut Suarjaya. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Menurut Suarjaya, pasien COVID-19 tidak bermasalah apabila isolasi mandiri. Kuncinya adalah bertanggung jawab dan displin.
"Kasus yang ada 1.599 kasus aktif, yang dirawat di RS 400 lebih sisanya tidak bergejala artinya bisa diisolasi terpusat dan mandiri asal disiplin. Di tempat isolasi terpusat tidak terlalu banyak kemarin ada 76, sisanya isolasi mandiri hampir 1000 artinya banyak yang tidak bergejala,"kata dia.
ADVERTISEMENT
Suarjaya menuturkan, total kapasitas tempat tidur untuk pasien COVID-19 yang tersebar di 9 kabupaten/kota se-Bali mencapai 2.169 bed. Bed untuk ICU mencapai 221 bed.
Suarjaya menambahkan, Pemprov Bali setiap minggu mengirimkan sampel pasien positif untuk mendeteksi varian baru Afsel (B 1.351) dan Inggris (B.1.1.7). Saat ini, belum ada kasus baru yang ditemukan.
"Kami selalu mendeteksi varian baru dengan cara mengirim sampel dari RS ke Litbangkes, sampai saat ini blm ada feedback dari Litbangkes untuk sampel yang kita kirim. Jadi rumah sakit kirim sampel tiap minggu, terutama yang sampelnya positif (CT) Value-nya di bawah 20," bebernya.