Ketika Khalifah Umar bin Khattab Disebut Jadi Contoh Gaya Kepemimpinan Jokowi

1 Mei 2020 17:18 WIB
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi blusukan di Pasar Karangayu, Semarang, Jawa Tengah. Foto: Dok. Agus Suparto/Presidential Palace
Aksi blusukan Jokowi membagikan sembako pada malam hari di perkampungan di Sempur, Bogor untuk membagikan sembako pada Minggu (26/4) itu menuai kritik karena dinilai pencitraan.
ADVERTISEMENT
Urusan bagi sembako harusnya tak perlu presiden turun langsung, lagi pula aksi itu bisa memicu kerumunan warga di tengah wabah corona.
Politikus PDIP, Arteria Dahlan, menilai, aksi blusukan Jokowi pada malam hari itu tidak perlu dikritik. Menurutnya aksi blusukan Jokowi itu merupakan gaya khas kepemimpinan yang sudah lama melekat dan mirip dengan gaya kepemimpinan sahabat Nabi Muhammad, Umar bin Khattab.
"Kalau dalam perspektif keislaman, kita punya gaya kepemimpinan egaliter sebagaimana telah dicontohkan oleh Khalifah Umar bin Khattab. Tidak bermaksud menyamakan, tapi ada kemiripan-kemiripan dalam hal kepemimpinan mereka," ucap Arteria kepada kumparan, Jumat (1/5).
Merujuk pada sejarah Islam, Khalifah Umar bin Khattab terkenal sebagai sosok pemimpin yang tidak takut untuk turun langsung ke lapangan menolong rakyatnya.
ADVERTISEMENT
Seperti dalam suatu kisah yang dikutip dari situs NU Online (Nahdlatul Ulama). Kala itu di Arab sedang mengalami musim paceklik. Di malam hari, Umar bin Khattab yang menjabat sebagai khalifah atau pemimpin tertinggi umat Islam, bersama seorang sahabatnya, Aslam, mengunjungi kampung terpencil di sekitar Madinah.
Ilustrasi gurun di Arab Foto: AFP/Mohamed el-Shahed
Saat mereka sedang berkeliling, tidak sengaja bertemu dengan sebuah tenda lusuh, di dalamnya tinggalah seorang ibu dan anaknya yang menangis kelaparan.
Khalifah Umar menghampiri mereka. Beliau melihat wanita itu sedang memasak sesuatu di dalam panci. Ibu itu terus mengaduk-aduk panci tersebut, sembari anaknya menunggu sambil menangis karena lapar.
Umar lalu bertanya apa yang sedang dimasak oleh ibu tersebut dan kenapa tidak matang-matang. “Apa yang sedang kau masak, hai Ibu? Kenapa tidak matang-matang juga masakanmu itu? tanya Umar.
ADVERTISEMENT
Ibu tersebut lalu meminta Umar melihat sendiri ke dalam panci. Betapa kagetnya Umar saat melihat yang dimasak ibu tersebut ternyata batu.
Ilustrasi batu Foto: Pixabay
Ibu itu mencurahkan kekesalannya kepada Umar tanpa mengetahui di hadapannya adalah Khalifah Umar. Ia mengatakan bahwa Khalifah Umar tak pantas menjadi pemimpin karena dianggap tidak memperhatikan rakyatnya
“Aku memasak batu-batu ini untuk menghibur anakku. Aku seorang janda. Sejak dari pagi tadi, aku dan anakku belum makan apa-apa. Jadi anakku pun ku suruh berpuasa, dengan harapan ketika waktu berbuka kami mendapat rejeki. Namun ternyata tidak. Sesudah magrib tiba, makanan belum ada juga. Anakku terpaksa tidur dengan perut yang kosong. Aku mengumpulkan batu-batu kecil, memasukkannya ke dalam panci dan ku isi air. Lalu batu-batu itu ku masak untuk membohongi anakku, dengan harapan ia akan tertidur lelap sampai pagi. Ternyata tidak. Mungkin karena lapar, sebentar-sebentar ia bangun dan menangis minta makan,” jawab sang ibu.
Ilustrasi biji gandum Foto: Thinkstock
Mendengar hal itu, Khalifah Umar segera kembali ke Madinah dan membawakan sekarung gandum yang ia pikul sendiri ke tenda wanita tadi. Beliau juga membantu memasak makanan untuk wanita tersebut dan anaknya.
ADVERTISEMENT
Selain kisah tersebut, terdapat kisah lain dari kitab Al Bidayah. Dikisahkan Umar bin Khattab bersama Aslam sedang menuju kawasan pelosok Madinah. Tiba-tiba terdengar suara teriakan wanita dari satu rumah. Khalifah Umar dan Aslam mendatangi rumah tersebut dan mendapati seorang wanita yang tengah kesakitan hendak melahirkan.
Melihat kejadian itu, Umar bin Khattab langsung berlari kembali ke rumahnya dan kembali ke rumah wanita tersebut bersama istrinya, Ummu Kultsum dengan membawakan barang-barang untuk membantu wanita tersebut melahirkan.
Dua contoh kisah tersebut menggambarkan Umar sering turun langsung ke lapangan untuk memeriksa kondisi rakyatnya. Umar berjalan tanpa pengawalan dan tidak mengungkapkan identitas aslinya. Umar juga membawa sendiri bantuan itu.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
ADVERTISEMENT
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.