Ketika Turki Ingin Kembalikan Hagia Sophia sebagai Masjid, Bukan Lagi Museum

2 Juli 2020 16:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hagia Sophia di Istanbul, Turki Foto: AFP/Bulent Kilic
zoom-in-whitePerbesar
Hagia Sophia di Istanbul, Turki Foto: AFP/Bulent Kilic
ADVERTISEMENT
Pengadilan tinggi Turki pada Kamis (2/7) akan bersidang untuk memutuskan status Hagia Sophia, apakah akan tetap menjadi museum atau kembali menjadi masjid.
ADVERTISEMENT
Hagia Sophia merupakan landmark kota terbesar di Turki, Istanbul. Bangunan tersebut menjadi magnet wisata bagi turis lokal dan asing.
Museum Hagia Sophia di Turki. Foto: Umit Bektas/Reuters
Sejak tahun 1935 Hagia Sophia dibuka sebagai museum. Bangunan tersebut juga masuk dalam situs warisan dunia UNESCO.
Hagia Sophia dibangun pertama kali sebagai sebuah gereja oleh Kekaisaran Romawi Timur atau Bizantium.
Bangunan Hagia Sophia berubah menjadi masjid setelah Ottoman menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453.
Museum Hagia Sophia di Turki. Foto: Murad Sezer/Reuters
Setelah Ottoman runtuh, pendiri Turki modern Mustafa Kemal Ataturk mengubah Hagia Sophia menjadi museum.
Namun, beberapa tahun terakhir, seruan untuk mengembalikan Hagia Sophia menjadi masjid mengemuka di Turki. Salah satu sosok yang mendukung penuh hal tersebut adalah Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan di acara KTT Kuala Lumpur di Kuala Lumpur, Malaysia. Foto: Malaysia Department of Information/Handout via REUTERS
Tahun 2019 Erdogan berkata, sudah waktunya Hagia Sophia kembali menjadi masjid. Ia menganggap suatu kesalahan besar Hagia Sophia digunakan sebagai museum.
ADVERTISEMENT
Untuk mengembalikan fungsi Hagia Sophia menjadi tempat ibadah bukan perkara mudah. Hubungan Turki dengan Eropa, Amerika Serikat, dan Yunani bakal retak bila Hagia Sophia statusnya diubah.
Yunani jadi pihak paling vokal menolak rencana perubahan status Hagia Sophia. Athena mengatakan, mereka terus memantau status dan masa depan situs-situs peninggalan Romawi Timur di Turki.
Gambar Maria memangku Yesus di Hagia Sophia, Turki Foto: Shutter stock
Yunani menganggap situs-situs itu sebagai representasi Romawi Timur di dunia modern. Sehingga, masalah situs-situs peninggalan Kekaisaran Romawi Timur dianggap isu sensitif.
Menteri Kebudayaan Yunani Lina Mendoni pekan lalu mengirim surat protes ke UNESCO terkait rencana perubahan status Hagia Sophia.
"Langkah Turki adalah upaya menghidupkan kembali fanatisme nasional dan agama. Ini juga upaya untuk mengurangi sinaran cahaya dari tempat-tempat bersejarah di dunia," kata Mendoni seperti dikutip dari AFP.
ADVERTISEMENT
Sedangkan Menlu AS Mike Pompeo mendesak Turki tetap menjadikan Hagia Sophia sebagai museum dan memastikan bisa dikunjungi siapa pun.
"Pandangan AS mengubah status Hagia Sophia adalah tindakan mengurangi bangunan warisan dunia yang luar biasa tak tertandingi," kata Pompeo.