Ketua BKSAP DPR Fadli Zon Desak Parlemen OKI Hentikan Kekejaman Israel di Gaza

4 Maret 2024 7:30 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR, Fadli Zon, memimpin Delegasi DPR ke Konferensi ke-18 Parlemen OKI atau PUIC di Abidjan, Pantai Gading.  Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR, Fadli Zon, memimpin Delegasi DPR ke Konferensi ke-18 Parlemen OKI atau PUIC di Abidjan, Pantai Gading. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR, Fadli Zon, memimpin Delegasi DPR ke Konferensi ke-18 Parlemen OKI atau PUIC (Parliamentary Union of OIC Countries) di Abidjan, Pantai Gading, 2-5 Maret. Konferensi menghelat sejumlah pertemuan, termasuk membahas soal kondisi di Gaza, Palestina.
ADVERTISEMENT
Delegasi DPR juga aktif dalam pertemuan Komisi Palestina ke-12 PUIC. Sejumlah pandangan dari puluhan negara PUIC mengemuka menyoroti situasi memburuk di Palestina.
”Kendati pun perubahan iklim akan menjadi tema utama Konferensi ini, saya percaya bahwa semua peserta di sini tak boleh membiarkan perjuangan Palestina diabaikan karena berbagai alasan, termasuk penembakan baru-baru ini oleh Israel terhadap kerumunan warga Palestina yang berlomba-lomba menarik makanan dari konvoi bantuan di Jalur Gaza yang menewaskan sedikitnya 112 orang,” ujar Fadli dalam keterangannya yang diterima kumparan, Senin (4/3).
Lebih lanjut, Wakil Ketua Umum Gerindra tersebut menyindir respons masyarakat global terhadap ulah Israel tersebut.
”Sayangnya, sudah menjadi hal yang lumrah dan mudah diprediksi bahwa respons internasional terhadap insiden tersebut tak pernah lebih dari kecaman. Bagi kami, insiden itu merupakan ‘kejahatan global paling kejam dan tidak tersentuh hukum yang pernah terjadi di era modern," kata Fadli
ADVERTISEMENT
Mantan Wakil Ketua DPR itu memperingatkan forum soal kekejaman Israel yang terus disaksikan dunia. Namun DK PBB dan komunitas global lainnya tak bisa berbuat banyak.
”Kita hanya bisa banyak berbicara. Namun, kita tak boleh berhenti membicarakan perjuangan Palestina. Hal ini karena menyangkut kemanusiaan dan hak asasi manusia yang sangat mendasar termasuk kebebasan bagi rakyat Palestina. Kita harus mencari banyak cara mengambil langkah konkret untuk melindungi warga Palestina yang tak berdaya dan untuk mengembalikan hak-hak dasar mereka,” kata Fadli.
Di antara langkah konkret, sambung Fadli, yakni mendesak Mahkamah Internasional (ICJ) untuk mengambil keputusan yang bersifat final, bukan sementara, dan mengikat terkait gugatan Afrika Selatan di ICJ yang memutus Israel melakukan genosida di Gaza.
Fadli Zon Foto: Dok. Istimewa
Wakil Presiden the League of Parliamentarians for Al Quds, organisasi global pro Palestina yang berbasis di Istanbul, itu mengakui bahwa nasib keputusan ICJ akan sangat tergantung DK PBB.
ADVERTISEMENT
”Namun kita harus menyadari bahwa meskipun pada akhirnya keputusan akhir ICJ akan bergantung pada mekanisme di DK PBB di mana hak veto akan sangat menentukan, setidaknya kita telah berupaya semaksimal mungkin untuk membawa Israel agar dihukum,” ungkapnya.
Terkait peran PUIC, Fadli mendesak agar menjadi poros kampanye global untuk menuntut segera dilakukannya reformasi DK PBB.
"Reformasi DK PBB mutlak. Jika tidak, dunia akan kehilangan kepercayaan dan membiarkan setiap negara mengambil tindakan sepihak. Tentu saja ini bukanlah sebuah pilihan,” ujar dia.
Fadli juga menyerukan intensifikasi dan perluasan gerakan Boycot Divestment and Sanction (BDS) yang bertujuan melemahkan Israel secara sosial, politik, dan ekonomi.
"Saya ingin mengajak Anda semua untuk membayangkan, apa jadinya jika negara-negara Muslim kaya minyak memboikot pasokan minyaknya ke Israel dan sekutu terdekatnya? Menurut saya, percayalah terobosan seperti itu akan menjadi tamparan yang sangat menyakitkan dan keras. Kita hanya perlu memperkuat keberanian kita,” ajak dia.
ADVERTISEMENT
Hal lain lagi, Fadli meminta negara-negara Anggota PUIC bersatu untuk memastikan bahwa perjuangan Palestina selalu mendapat dukungan penuh dalam pertemuan-pertemuan di forum parlemen global atau Inter-Parliamentary Union (IPU).
”Saya juga menyerukan kepada masing-masing Negara Anggota PUIC untuk menetapkan rancangan resolusi mereka sendiri mengenai permasalahan Palestina untuk diajukan sebagai item darurat pada Majelis Umum IPU berikutnya yang akan berlangsung beberapa hari mendatang di Jenewa, Swiss. Lebih banyak rancangan resolusi mengenai Palestina akan lebih baik dan bermanfaat," ungkapnya.
Terakhir, Delegasi DPR juga mengusulkan PUIC meluncurkan 'Kampanye Kemanusiaan Parlemen Islam Global untuk Rakyat Gaza,' dalam upaya memobilisasi akses bantuan kemanusiaan global tanpa hambatan bagi masyarakat Gaza.
Delegasi DPR di Konferensi PUIC ke-18 ini dipimpin Fadli Zon (Fraksi Gerindra) dan dua anggota Hugua (Fraksi PDIP) dan Fathan Subchi Badawi (Fraksi PKB).
ADVERTISEMENT
Di sesi pertemuan ke-51 Executive Committee (EXCOM) PUIC, tercatat 14 anggota EXCOM ikut menghadiri termasuk Indonesia. Pertemuan EXCOM menetapkan Fadli Zon terpilih secara aklamasi sebagai Wakil Presiden persidangan EXCOM dan PUIC ke-18.