Ketua DPR Minta Wakil Rakyat Kaji Pemilu yang Terpisah

8 Mei 2019 14:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ketua DPR RI Bambang Soesatyo Foto: Dok. Kemenpar
zoom-in-whitePerbesar
com-Ketua DPR RI Bambang Soesatyo Foto: Dok. Kemenpar
ADVERTISEMENT
Ketua DPR Bambang Soesatyo memberi catatan terkait masih panasnya situasi politik saat ini. Sebab, ada pihak yang tak terima dengan hasil pemilu yang dikomandoi oleh KPU.
ADVERTISEMENT
Bamsoet, sapaan akrabnya, menyerukan kepada semua elemen bangsa untuk bisa menahan diri, mengedepankan sikap kenegarawanan dalam menyikapi proses penghitungan suara yang sedang berlangsung di KPU.
"Sikap yang paling bijak adalah menunggu hasil penghitungan manual atau real count yang dilakukan oleh KPU secara berjenjang, mulai dari TPS, PPK, KPUD Kabupaten/Kota, KPUD Provinsi sampai penghitungan secara nasional di KPU," kata Bamsoet dalam pidato pembukaan masa sidang DPR di Ruang Paripurna DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (8/5).
Lebih jauh, Bamsoet meminta ketidakpuasan peserta pemilu atas hasil pemilu diselesaikan ke jalur hukum.
"Jika dalam proses penghitungan suara tersebut terdapat pihak-pihak yang merasa keberatan atau dirugikan hendaknya ditempuh prosedur dan jalur yang disediakan oleh undang-undang dan konstitusi negara," ucap Bamsoet.
Ketua KPU Arief Budiman (kedua dari kiri) saat memberikan santunan kepada keluarga ketua KPPS yang gugur dalam bertugas, di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Foto: Efira Tamara/kumparan
Bamsoet menegaskan, DPR membuka peluang untuk mengevaluasi secara menyeluruh pelaksanaan pemilu serentak 17 April lalu. Bamsoet mengaku, ia merekam berbagai pandangan masyarakat soal kekurangan sistem pemilu serentak.
ADVERTISEMENT
"Berbagai pandangan masyarakat yang menginginkan pemilu mendatang dilaksanakan secara terpisah dan mengkaji kembali sistem pemilu yang lebih sesuai, kiranya perlu mendapat perhatian dari kita semua," pungkasnya.
Pemilu 2019 ini disatukan antara pilpres, dan pileg pusat dan daerah. Diduga penyatuan ini berkontribusi pada kerja KPPS yang menjadi lebih berat hingga menimbulkan banyak korban jiwa karena kelelahan.
Sebagaimana diketahui, kubu 02 Prabowo-Sandi hingga saat ini masih tak percaya dengan hasil Situng KPU dan lebih berpedoman pada data real count internal BPN.