Ketua Komisi I DPR Sebut Jokowi Masih Kader PDIP

16 Januari 2024 12:05 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid bersama Ketua LSF Rommy Fibri Hardianto saat kegiatan sosialisasi Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri di Arya Duta Hotel Kota Medan, pada Kamis (20/7/2023). Foto: Tri Vosa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid bersama Ketua LSF Rommy Fibri Hardianto saat kegiatan sosialisasi Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri di Arya Duta Hotel Kota Medan, pada Kamis (20/7/2023). Foto: Tri Vosa/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid, menyebut Presiden Jokowi masih menjadi kader PDI Perjuangan.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan Meutya saat menanggapi keluarnya Maruarar Sirait alias Ara dari PDIP. Ara keluar dari partai berlambang banteng itu untuk mengikuti langkah Jokowi.
"Pak Jokowi masih di PDIP. Ini tidak serta merta Pak Jokowi tidak di PDIP. Ara (Maruarar Sirait), Ara, Pak Jokowi, Pak Jokowi," ucap Meutya yang juga politikus Golkar ini di Kompleks Parlemen, Senin (16/1).
Presiden Jokowi mengumumkan pembukaan penerimaan CPNS. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Melalui akun Instagramnya, Ara sempat mengunggah foto pertemuannya dengan Jokowi. Menurut Meutya, hal tersebut adalah wajar.
"Wajar kan, beliau memang terbuka menyampaikan akan mengikuti Jokowi, pasti minta arahan Pak Jokowi," ungkapnya.
Meski belum jelas akan berlabuh ke mana setelah keluar dari PDIP, namun Ara telah menjelaskan alasannya pindah haluan. Menurut Ara, ia sudah yakin ingin mengikuti langkah Jokowi.
ADVERTISEMENT
"Saya memilih untuk mengikuti langkah Pak Jokowi karena saya percaya Pak Jokowi adalah pemimpin yang sangat didukung oleh rakyat Indonesia kepercayaan publiknya," kata Ara usai pamit dengan elite PDIP di kantor DPP PDIP Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Minggu (15/1).
Ara menilai, Jokowi punya banyak nilai plus selama memimpin Indonesia. Misalnya, approval rating antara 75-80%, tegas terhadap radikalisme, mengambil saham mayoritas PT Freeport hingga memindahkan ibu kota negara demi pemerataan pembangunan.
"Jadi, saya memilih bersama dengan Bapak Jokowi dalam pilihan politik saya berikutnya ke depan. Mohon doa restunya," tambahnya.