Ketua MPR Minta Pemerintah Tinjau Ulang Sekolah Tatap Muka: Sangat Berisiko

5 Januari 2021 18:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Pemerintah memperbolehkan sekolah tatap muka dimulai Januari 2021. Namun di tengah masih tingginya kasus virus corona di Indonesia, banyak pihak yang mendesak agar sekolah tatap muka ditunda.
ADVERTISEMENT
Terkait hal ini, Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta pemda dan Dinas Pendidikan daerah yang telah membuka sekolah tatap muka untuk mengevaluasi kembali keputusannya.
"Meminta pemerintah daerah dan Dinas Pendidikan daerah khususnya yang mulai kembali membuka sistem pembelajaran tatap muka bagi sekolah di wilayahnya, agar meninjau kembali keputusan tersebut, dan lebih mempertimbangkan keselamatan dan kondisi kesehatan peserta didik. Sehingga putusan yang ditetapkan tidak berisiko tinggi terhadap tenaga pengajar dan peserta didik, sekaligus menjamin keselamatan dan kesehatan para peserta didik maupun tenaga pengajar," kata Bamsoet dalam keterangannya, Selasa (5/1).
Bamsoet juga mendorong pemda bersama Satgas Penanganan COVID-19 daerah memetakan sekolah yang siap dan belum siap menerapkan sekolah tatap muka. Sehingga pemerintah dapat mengambil kebijakan yang tepat bagi sekolah di masing-masing wilayah.
Ketua MPR Bambang Soesatyo pada upacara peringatan HUT ke-75 RI yang digelar secara virtual, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (17/8). Foto: Biro Sekretariat Presiden
"Meminta pemerintah daerah untuk dapat terlebih dahulu memastikan kelayakan infrastruktur penunjang protokol kesehatan di setiap sekolah yang akan melaksanakan pembelajaran tatap muka terpenuhi dan memadai. Salah satunya adalah sanitasi kebersihan sekolah yang sangat penting dalam menunjang protokol kesehatan di sekolah," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, pemda dan Satgas Penanganan COVID-19 diminta terus memantau pelaksanaan pembelajaran tatap muka bagi sekolah yang sudah menggelar sekolah tatap muka. Siswa dan guru juga harus dipastikan benar-benar menerapkan protokol kesehatan yang ketat selama proses belajar mengajar.
"Mengingat ketika sejumlah sekolah melakukan uji coba pembukaan sekolah beberapa waktu lalu, tingkat kepatuhan dan disiplin dalam menjalankan protokol COVID-19 masih rendah," ungkapnya.
Yang terakhir, Bamsoet meminta daerah yang kasus aktif corona masih tinggi untuk tidak memaksakan sekolah tatap muka.
"Mengingat pandemi belum terkendali sehingga membuka sekolah berpotensi memunculkan klaster baru COVID-19 yang dapat membahayakan tenaga pengajar maupun peserta didik," pungkasnya.