Ketua MPR: Perang Rusia-Ukraina Makin Kompleks, Pertahanan RI Harus Tangguh

16 Agustus 2023 10:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua MPR Bambang Soesatyo melambaikan tangan saat tiba di lokasi Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD Tahun 2023 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8/2023). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ketua MPR Bambang Soesatyo melambaikan tangan saat tiba di lokasi Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD Tahun 2023 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8/2023). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menyampaikan pidato dalam sidang tahunan MPR/DPR 2023 pada Rabu (16/8). Pria yang akrab disapa Bamsoet ini menyinggung perang Rusia-Ukraina yang semakin kompleks.
ADVERTISEMENT
"Situasi dunia saat ini masih diliputi oleh ketegangan akibat Perang Rusia-Ukraina, yang hingga hari ini belum menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir," kata Bamsoet.
Bamsoet menuturkan, perdamaian masih menjadi konsep yang menggantung di awang-awang.
"Keberpihakan entitas global kepada masing-masing pihak dengan berbagai latar belakangnya, tidak menafikan fakta bahwa perang, apa pun alasannya, hanya akan menyisakan trauma dan bekas luka," tambah dia.
Tim penyelamat mengevakuasi warga di lokasi di mana sebuah bangunan hancur akibat serangan rudal Rusia, di Pokrovsk, wilayah Donetsk, Ukraina, Senin (7/8/2023). Foto: Pers Layanan Darurat Negara Ukraina/Handout via REUTERS
Tim penyelamat mengevakuasi warga di lokasi di mana sebuah bangunan hancur akibat serangan rudal Rusia, di Pokrovsk, wilayah Donetsk, Ukraina, Senin (7/8/2023). Foto: Pers Layanan Darurat Negara Ukraina/Handout via REUTERS
Politikus Golkar ini menjelaskan, krisis di Ukraina telah menunjukkan secara gamblang kepada dunia bagaimana cara pandang para pemimpin dunia di tengah peta kekuatan global yang multipolar.
"Yang seringkali mementingkan motif politik dan ekonomi, dibandingkan prinsip-prinsip kemanusiaan universal," jelas Bamsoet.
Meski begitu, Pemerintah Indonesia di bawah Presiden Jokowi telah berulang kali berupaya memberikan solusi perdamaian permanen, dengan mendorong gencatan senjata dan diplomasi di meja perundingan.
ADVERTISEMENT
"Namun inisiatif ini agaknya masih membutuhkan waktu untuk diterima para pihak yang berkonflik," tutur Bamsoet,
Prabowo serah terima dua KRI ke TNI AL. Foto: Kemhan
Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2023 yang dipusatkan di Asembagus, Sidoarjo, Jawa Timur. Foto: Puspen TNI
Bamsoet menyebut, situasi perang Rusia-Ukraina mengisyaratkan pertahanan dan keamanan negara harus dimaknai sebagai sebuah konsep yang holistik dan multidimensional.
Pertama, Indonesia sebagai negara berdaulat perlu memiliki kemampuan militer yang tangguh dan profesional, yang didukung oleh semangat kerja sama segenap elemen bangsa, sebagaimana mandat Panglima Besar Jenderal Sudirman “Tentara kita adalah tentara rakyat yang akan kuat bila hidup dan bergotong royong bersama rakyat”.
"Kedua, pertahanan dan keamanan negara juga meliputi dimensi ekonomi. Sebagai negara yang kaya akan sumberdaya, Indonesia harus membangun ketahanan dan kemandirian ekonomi, yang ditopang oleh kedaulatan pangan, energi, dan industri," ucap dia.
Ketiga, sebagai bagian dari komunitas global, Indonesia perlu lebih meningkatkan peran politik luar negeri yang bebas aktif, bergaul erat dengan semua negara bangsa, tanpa perlu berpihak pada salah satunya.
ADVERTISEMENT