Ketua RT Sewakul, Semarang, Minta Maaf Warga Tolak Jasad Perawat Positif Corona

10 April 2020 14:33 WIB
Perawat di sebuah rumah sakit di Semarang. Foto: Twitter/ @mitha386
zoom-in-whitePerbesar
Perawat di sebuah rumah sakit di Semarang. Foto: Twitter/ @mitha386
ADVERTISEMENT
Penolakan pemakaman jenazah perawat RSUP dr Kariadi Semarang yang positif virus corona berbuntut panjang. Pemakaman jenazah di daerah Sewakul sempat ditolak dua kali, hingga akhirnya dimakamkan di pemakaman keluarga pegawai RS Kariadi.
ADVERTISEMENT
Atas peristiwa penolakan ini, Purbo selaku Ketua RT 6 Dusun Sewakul, Bandarjo, Ungaran Barat, Semarang, menyampaikan permohonan maafnya. Purbo mengaku penolakan bermula dari aspirasi warganya.
“Mereka meminta untuk tak dimakamkan di sini. Karena saya Ketua RT, maka saya punya tanggung jawab moral untuk warga di RT saya,” ungkap Purbo usai bertemu dengan Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah, Edy Wuryanto, Jumat (10/4) siang.
Purbo mengungkapkan tidak bisa berbuat banyak saat menerima desakan dari warganya. Aspirasi warganya itulah kemudian dia sampaikan ke petugas pemakaman.
Ilustrasi tenaga medis penanganan virus corona. Foto: Indra Fauzi/kumparan
Menurutnya, almarhumah berinisial NK itu memang tidak tinggal di kampungnya. Namun, jenazah memiliki hak untuk dimakamkan di Sewakul karena ada anggota keluarganya yang sudah dimakamkan di sana.
ADVERTISEMENT
Dari informasi yang beredar, keluarga NK memang menginginkan jenazah dimakamkan di sisi mendiang ayahnya.
“Saya atas nama pribadi dan juga mewakili masyarakat saya, mohon maaf atas kejadian kemarin. Saya juga meminta maaf kepada perawat seluruh Indonesia,” ucap Purbo.
Senada dengan Purbo, Ketua RW 8 Dusun Sewakul, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Daniel Sugito, mengakui sempat ada mediasi antara Pemkab Semarang bersama warga terkait penolakan tersebut.
Pengamanan pemakaman jenazah yang terinfeksi virus corona. Foto: Dok. Polda Metro Jaya
Meski sudah dilakukan sosialisasi, namun warga tetap tidak menginginkan jenazah dimakamkan di lingkungannya.
"Karena warga menghendakinya seperti itu," jelasnya.
Insiden penolakan pemakaman jenazah perawat RSUP dr Kariadi Semarang positif COVID-19 terjadi Kamis (9/4) kemarin. Setelah sempat ditolak, sekitar pukul 20.00 WIB di hari yang sama, jenazah dimakamkan di pemakaman keluarga komplek RSUP dr Kariadi.
ADVERTISEMENT
Peristiwa ini juga menuai kecaman dari PPNI karena penolakan ini memberikan stigma negatif dan diskriminasi terhadap NK yang sudah berjuang di garda terdepan.
"Kami perawat Indonesia mengecam tindakan penolakan jenazah yang dilakukan oleh oknum-oknum warga yang tidak memiliki rasa kemanusiaan," kata Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah melalui keterangan tertulisnya.
=====
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!