Keuntungan Donor Plasma: Komponen Darah dalam Tubuh Jadi Lebih Baru dan Segar

1 Maret 2021 17:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana saat donor plasma konvalesen di Unit Tranfusi Darah PMI Surabaya, Jawa Timur, Selasa (26/1). Foto: Zabur Karuru/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Suasana saat donor plasma konvalesen di Unit Tranfusi Darah PMI Surabaya, Jawa Timur, Selasa (26/1). Foto: Zabur Karuru/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Donor plasma konvalesen masih menjadi salah satu pengobatan alternatif bagi pasien corona, khususnya yang bergejala sedang ke berat. Namun, apakah ada efek samping yang bakal ditimbulkan bagi penyintas COVID-19 yang jadi pendonor plasma konvalesen?
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Penelitian Translasional dan Kepala Laboratorium Hepatitis Lembaga Eijkman, Prof David Handojo, mengungkapkan sebenarnya tidak ada efek samping khusus yang ditimbulkan karena pendonor pasti sudah menjalani skrining kesehatan sebelumnya.
"Kan sudah diperiksa dulu ya, misalnya tadi umurnya, tekanan darah normal dan dia enggak sakit. Kayak donor biasa, dia bisa mendonorkan dan jumlah [plasma[ yang diambil tidak terlalu banyak," tutur David dalam diskusi di YouTube BNPB, Senin (1/3).
Menurut David, donor plasma konvalesen ini tidak seperti donor biasa yang mengeluarkan darah merah, namun hanya diambil plasmanya saja.
Petugas kesehatan menunjukan plasma konvalesen saat kegiatan donor plasma yang digelar PT Pertamina. Foto: Dok. Pertamina
"Itu yang tidak dipakai, misalnya darah merah, bisa kembali, sehingga Hb tetap badan enggak sakit," ucap dia.
Bahkan, ia juga menemukan orang-orang yang sehabis mendonorkan plasmanya lalu kemudian langsung berolahraga. Meski kurang dianjurkan, namun David melihat donor ini bisa memberikan efek samping yang baik bagi kesehatan sang pendonor.
ADVERTISEMENT
"Tidak masalah bahkan menguntungkan. Artinya apa? Dengan keluarnya itu, maka tubuh akan terangsang membentuk hal-hal baru, penyegaran darah, dan komponen darahnya lebih baru dan segar," jelas David.
Meski begitu, David menekankan plasma konvalesen ini masih menjadi terapi pengganti untuk jangka panjang. Sebab, saat ini belum ada obat yang bisa benar-benar menyembuhkan COVID-19. Apalagi, proses uji klinik di seluruh dunia juga masih terus berlangsung.
Infografik Kriteria Pendonor Darah Plasma Konvalesen. Foto: kumparan
"Dari berbagai studi maupun uji klinik di dunia itu masih belum ada protokol yang jelas, kadar berapa, berapa dosisnya, berapa kalau seseorang diberikan, bagaimana efek-efek yang lain itu masih dalam penelitian," kata David.
"Ini opsi jangka panjang terutama untuk negara-negara berkembang. Bukan negara-negara kaya yang banyak menciptakan obat. Kita sangat perlu karena akses obat-obat baru, kalau pun ada, tidak tahu dan tidak pasti sampai kapan [tersedia]," tutup dia.
ADVERTISEMENT
Pemerintah sebelumnya telah mencanangkan gerakan nasional donor plasma konvalesen untuk membantu pasien-pasien corona yang masih dalam perawatan. Terapi ini diberikan dengan cara mengambil plasma darah yang mengandung antibodi dari penyintas COVID-19.