Khamenei: Iran Tak Ingin Berperang dengan Amerika

15 Mei 2019 11:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ayatullah Khamenei, pemimpin tertinggi Iran. Foto: REUTERS/Morteza Nikoubazl
zoom-in-whitePerbesar
Ayatullah Khamenei, pemimpin tertinggi Iran. Foto: REUTERS/Morteza Nikoubazl
ADVERTISEMENT
Pemimpin tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei mengatakan negaranya tidak ingin berperang dengan Amerika Serikat. Komentar ini disampaikan menyusul situasi yang kian tegang antara AS dan Iran.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, pernyataan ini disampaikan Khamenei di televisi Iran pada Selasa (14/5). Dia menegaskan bahwa Iran tidak akan bernegosiasi dengan AS dalam kesepakatan nuklir apapun, namun mereka akan menahan diri untuk tidak berperang.
"Tidak akan ada perang. Iran telah memilih jalan perlawanan. Kami tidak ingin berperang, dan mereka juga tidak mau. Mereka tahu itu bukan kepentingan mereka," kata Khamenei.
Komentar Khamenei disampaikan selang sepekan setelah AS kembali menjatuhkan sanksi untuk Iran. Dalam sanksi terbaru, Presiden AS Donald Trump mengincar produk non-minyak yakni besi, baja, alumunium, dan tembaga dari Iran. Menurut Gedung Putih, sektor ini menyumbang 10 persen dari ekspor negara itu.
Khamenei. Foto: Reuters
Sanksi baru ini menandai kian buruknya hubungan dengan Iran setelah tahun lalu Trump menarik AS dari perjanjian nuklir Iran atau Rencana Aksi Gabungan Komprehensif (JCPOA). Menurut Trump, JCPOA yang diteken Barack Obama dan pemimpin Iran, Rusia, China, Inggris, Prancis, dan Jerman, pada 2015 tidak membuahkan hasil.
ADVERTISEMENT
Trump menganggap JCPOA cacat karena tidak mengatasi masalah rudal balistik Iran dan tidak menghukum negara itu atas perang proksi di Timur Tengah. Dia menginginkan kesepakatan baru untuk bisa mengendalikan senjata Iran.
"Negosiasi seperti itu adalah racun," kata Khamenei.
Trump dalam pernyataannya juga mengatakan AS tidak ingin berperang dengan Iran. Ini disampaikannya dalam membantah laporan media New York Times bahwa AS berencana mengirim 120 ribu tentara ke Timur Tengah untuk menghadapi Iran.
"Itu berita palsu, oke? Sekarang, apakah saya akan melakukannya? Tentu saja. Tapi kami tidak berencana untuk itu. Tapi jika iya, kami akan mengirim jauh lebih banyak tentara," kata Trump.