Kiai dan Ulama Forum Pondok Pesantren Kota Serang Kompak Tolak Rapid Test Corona

16 Juni 2020 17:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Sejumlah ulama dan santri yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) Kota Serang dengan serentak menolak rapid test corona.
ADVERTISEMENT
Aksi penolakan mereka terekam dalam sebuah video yang beredar di sejumlah grup WhatsApp.
Saat dikonfirmasi, Presidium FSPP, KiaiEnting Abdul Karim mengatakan, dibuatnya video penolakan rapid test corona oleh sejumlah ulama dan kiai dikarenakan dari ketakutan dan ketidakpercayaan terhadap rapid test.
"Itu keputusan semua para kiai, akhirnya supaya didengar penolakan tersebut. Dibikin video itu bahwa para ulama, kiai dan santri se-Kota Serang tidak usah di-rapid test," kata Enting, Selasa (16/6).
Bahkan menurutnya, adanya simpang siur informasi terkait virus corona yang tidak berbahaya menjadi alasan adanya penolakan rapid test oleh sejumlah ulama, kiai dan santri di Kota Serang.
"Alasannya jadi simpang siurnya informasi penyakit ini (COVID-19). Kemudian kiai ketakutan. Akhirnya kalau takut, kita tolak aja dan dibikin video," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Menurut Enting, ada sekitar 221 pesantren di Kota Serang yang tergabung ke dalam FSPP. Sehingga dengan tegas meminta agar tidak dilakukan rapid test terhadap para ulama, kiai dan santri di Kota Serang.
"Itu baru sekadar warning, kalau sampai terjadi kejadian (dipaksa rapid test), maka kiai akan turun langsung ke tempat di mana diterapkan rapid test," ujarnya.
Menanggapi hal itu, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Serang, Hari Pamungkas menurutkan, diperlukan sosialisasi dan edukasi berlebih kepada masyarakat terkait pelaksanaan rapid test. Sehingga tidak memberikan stigma menakutkan terhadap masyarakat.
"Kami akan utamakan komunikasi dengan pendekatan persuasif. Yang terbaik di satu sisi kita juga mempertimbangkan aspek kesehatan. Karena harus menekan penyebaran COVID-19," kata Hari.
ADVERTISEMENT
Bahkan menurut Hari butuh treatment khusus yang melibatkan semua tingkatan pemerintahan, mulai dari tingkatan RT hingga Kecamatan memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat melalui komunikasi efektif.
Petugas medis melakukan tes diagnostik cepat (rapid test) COVID-19 kepada sejumlah sampel darah dari calon penumpang KRL di Stasiun Citayam, Depok, Jawa Barat. Foto: ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
"Kemungkinan diperlukan untuk memilih dan mengendalikan pertumbuhan virus COVID-18 di Kota Serang, yang harus lebih intens disosialisasikan lebih kepada masyarakat," ujar dia.
Di sisi lain, Wali kota Serang, Syafrudin mengungkapkan, jika pihaknya telah menyediakan sebanyak 22.700 alat rapid test yang diperuntukkan bagi masyarakat di Kota Serang.
"Sudah kita siapkan rapid test untuk Kota Serang, sudah kita siapkan 22.700 alat untuk masyarakat Kota Serang, gratis tidak bayar," kata dia.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.
ADVERTISEMENT