Kim Jong-un Siap Mobilisasi Senjata Nuklir untuk Hadapi Konfrontasi dengan AS

28 Juli 2022 9:55 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kim Jong-un saat bertemu dengan pejabat militer Korut di Pyongyang, Korea Utara, Jumat (24/6/2022). Foto: KCNA via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Kim Jong-un saat bertemu dengan pejabat militer Korut di Pyongyang, Korea Utara, Jumat (24/6/2022). Foto: KCNA via REUTERS
ADVERTISEMENT
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, mengumumkan pada Rabu (27/7/2022), negaranya siap untuk memobilisasi deterensi nuklir dalam menghadapi potensi bentrok militer dengan Amerika Serikat (AS).
ADVERTISEMENT
Media pemerintah melaporkan, Kim membuat pernyataan itu dalam pidato pada 27 Juli. Dia tengah menghadiri acara peringatan 69 tahun Perjanjian Gencatan Senjata Korea.
Kim mengatakan, Korut terdesak untuk meningkatkan pertahanan diri. Sebab, konfrontasi dengan AS menimbulkan ancaman nuklir bagi Pyongyang.
"Angkatan bersenjata kami benar-benar siap untuk menanggapi krisis apa pun, dan deterensi perang nuklir negara kami juga sepenuhnya siap untuk memobilisasi kekuatan absolutnya dengan setia, akurat, dan segera untuk misinya," tegas Kim, dikutip dari Reuters, Kamis (28/7/2022).
"Saya sekali lagi menjelaskan bahwa Korea Utara sepenuhnya siap untuk setiap konfrontasi militer dengan Amerika Serikat," sambungnya.
Seorang wanita menyaksikan TV yang melaporkan tentang peluncuran tiga rudal Korea Utara termasuk yang dianggap sebagai rudal balistik antarbenua (ICBM), di Seoul, Korea Selatan, Rabu (25/5/2022). Foto: Kim Hong-Ji/REUTERS
Korut telah lama menuduh AS atas standar ganda terhadap kegiatan militer mereka. Menurutnya, AS mengadopsi kebijakan bermusuhan terhadap Korut.
ADVERTISEMENT
Korut menegaskan, sikap itu menghambat negosiasi program nuklir dan rudal negara mereka. Pembicaraan tersebut dapat membendung aktivitas nuklir Korut dengan imbalan keringanan sanksi dari AS.
"Standar ganda Amerika Serikat, yang menyesatkan semua tindakan rutin angkatan bersenjata kami sebagai 'provokasi' dan 'ancaman' sambil mengadakan latihan militer bersama skala besar yang secara serius mengancam keamanan kita, secara harfiah adalah perampokan," jelas Kim.
"[Sikap] itu mendorong hubungan bilateral menuju keadaan konflik," lanjut dia.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un saat uji coba peluncuran "tipe baru" rudal balistik antarbenua (ICBM) Korea Utara yang dirilis pada Kamis (24/3/2022). Foto: Dok. Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) Korea Utara
AS dan Korsel dikatakan melanggengkan tindakan permusuhan ilegal terhadap Korut. Kim mengungkap, perilaku itu berkembang bahkan sekitar 70 tahun setelah perang.
Kim menekankan, AS dan Korsel berupaya menjustifikasi tindakannya dengan mengutuk Korut. Dia lantas turut mengecam pemerintahan Presiden Korsel, Yoon Suk-yeol. Kim berjanji akan menanggapi upaya melumpuhkan negaranya dengan tindakan keras dan 'pembinasaan'.
ADVERTISEMENT
Agensi Berita Sentral Korea (KCNA) menggarisbawahi, Korsel dan Korut masih berperang selepas menandatangani kesepakatan gencatan senjata. Pidato Kim juga menyusul peringatan dari pejabat Korsel dan AS.
Mereka meyakini, Korut telah menyiapkan uji coba nuklir pertamanya sejak 2017. Korut memang telah menguji rudal-rudalnya dalam beberapa bulan terakhir. Sehingga, Korsel semakin kehilangan kesempatan untuk menanggapi serangan.
Kementerian Unifikasi Korsel menduga, peluncuran nuklir akan diadakan saat peringatan gencatan senjata. Tetapi, pejabat militer tidak melihat tanda-tanda aktivitas tersebut.
Menteri Luar Negeri Korsel, Park Jin, turut menanggapi kabar itu. Park mengatakan, Korut akan menghadapi sanksi tambahan bila melanjutkan uji coba nuklir. Pembatasan itu akan berdampak kepada kemampuan serangan sibernya pula.