Kisah 3 Wanita Jepang Pergi Haji: Jadi Maskawin hingga Terkesima Suara Azan

3 Juli 2023 11:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tiga muslimah Jepang di Mina untuk menunaikan ibadah haji 2023. Dari kiri: Murama Tsuguku, Almas Choji, dan Saema Honda Foto: Dok. CGC Arab Saudi
zoom-in-whitePerbesar
Tiga muslimah Jepang di Mina untuk menunaikan ibadah haji 2023. Dari kiri: Murama Tsuguku, Almas Choji, dan Saema Honda Foto: Dok. CGC Arab Saudi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Haji adalah ajang pertemuan manusia tahunan terbesar di dunia. Tahun ini, haji yang merupakan pilar Islam kelima diikuti oleh lebih 1,8 juta orang dari 150 negara. Di antara jutaan jemaah terdapat 3 wanita Jepang.
ADVERTISEMENT
Ketiga wanita itu adalah Almas Choji, Saema Honda, dan Murama Tsuguku. Mereka diwawancara oleh Center for Government Communication (CGC) Arab Saudi.
Almas Choji melaksanakan haji pertama kali pada tahun ini. Perjalanan haji merupakan maskawin/mahar (pemberian wajib mempelai pria kepada mempelai wanita) saat dia menikah 4 tahun lalu.
Wanita Jepang, Almas Choji, saat akad nikah dengan maskawin perjalanan haji. Foto: Dok. CGC Arab Saudi
Choji mulai belajar Islam saat bertemu dengan seorang pria muslim yang bekerja di sebuah perusahaan makanan. Pria itu mengajarinya tentang Islam secara mendetail dan juga tentang makanan halal.
“Saya menikah 4 tahun yang lalu, saya berusia 35 tahun, dan mahar saya adalah perjalanan haji," kata Choji, seperti dikutip dari Saudi Gazette, Senin (3/7).
Mendapat maskawin tersebut bukan berarti Choji langsung bisa naik haji. Langkahnya terhalang oleh pandemi yang meledak pada 2020. Baru tahun ini, maskawin itu bisa mewujud.
ADVERTISEMENT
Sebelum pergi haji, Choji sering menyaksikan visual Masjidil Haram di Makkah secara online saat dibanjiri jemaah. Namun, ketika dia melihatnya langsung dengan mata kepala sendiri, dia melihat masjid suci itu lebih indah dari apa yang dia bayangkan.
"Haji membantu Anda menemukan diri sendiri dan berdamai dengannya,” kesan Choji.
Dari kiri ke kanan: Saema Honda, Murama Tsuguku, dan Almas Choji. Tiga muslimah Jepang di Mina untuk menunaikan ibadah haji 2023. Foto: Dok. CGC Arab Saudi

Pertemuan Orang Sedunia dan Suara Azan

Sedangkan Saema Honda mengatakan bahwa haji tak sekadar ibadah manasik saja, tapi juga pertemuan dan perkenalan dengan banyak orang dari seluruh dunia.
“Dapatkah Anda bayangkan bahwa orang-orang tanpa melihat wajah saya karena (saya memakai) masker, saya telah membuat kelompok yang telah akrab dengan saya, dan ini adalah perasaan yang sangat membahagiakan,” ujarnya.
Jemaah haji berkumpul di Bukit Rahmah di dataran Arafah selama ibadah haji tahunan, di luar kota suci Makkah, Arab Saudi, Selasa (27/6/2023). Foto: Mohamed Abd El Ghany/REUTERS
Sedangkan jemaah Jepang lainnya, Murama Tsuguku, mengungkapkan awal mula dia masuk Islam.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan bahwa dia tidak bisa menggambarkan perasaannya ketika dia mendengar azan [panggilan salat] karena membuat hatinya terbang. Saat itulah dia memutuskan untuk belajar tentang agama Islam.
Ketiga muslimah itu berpendapat bahwa haji berarti meninggalkan segalanya, seperti uang dan pekerjaan lainnya, hanya untuk menghabiskan waktu bersama Allah.