Kisah Erika, Mahasiswi Sastra UI yang Jadi Driver GO-JEK

22 November 2018 18:37 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mahasiswa UI yang menjadi driver GO-JEK. (Foto:  Instagram/@erika.anisa)
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa UI yang menjadi driver GO-JEK. (Foto: Instagram/@erika.anisa)
ADVERTISEMENT
Persoalan ojek online kembali menjadi perbincangan publik. Kali ini bukan area isu pelecehan seksual atau kasus dengan penumpang. Melainkan komentar Prabowo Subianto yang dilontarkan di acara Indonesia Economic Forum di Hotel Shangri-La, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
ADVERTISEMENT
"Saya sedih dengan realitas yang ada, seperti di meme yang ada di internet terkait jalan karier anak muda di Indonesia. Dari SD, SMP, SMA dan setelah lulus dia jadi ojek driver. Sedih tapi itulah realitas," kata Prabowo dalam acara tersebut.
Prabowo menambahkan, ia ingin anak muda di Indonesia berwirausaha atau menjadi teknisi, jadi pilot, mempunyai usaha sendiri, bukan kuli.
Tidak bisa dipungkiri profesi ojek online menjadi alternatif dalam mencari pundi-pundi uang. Banyak orang yang mencoba menjadi mitra sebagai driver. Salah satunya Erika Anisa, mahasiswi Universitas Indonesia jurusan Sastra Jawa.
Erika bergabung menjadi driver GO-JEK sejak Agustus 2017 silam. Fleksibilitas waktu menjadi pertimbangan utama Erika dalam menjalani profesi ini.
ADVERTISEMENT
“Karena waktu itu kan masih aktif kuliah, dan ini sih yang paling fleksibel, karena saya aktif juga di klub teater Plot,” ujar mahasiswa semester sembilan ini kepada kumparan, Kamis (22/11).
Ia mengaku, penghasilannya digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup serta adiknya yang masih duduk di SMK.
“Setiap hari rata-rata saya bisa mendapatkan Rp 120-150 ribu,” ungkap Erika. Jumlah tersebut sudah dipotong dari bensin serta biaya pulsa.
Tidak hanya uang yang didapatkan dari profesi ini. Erika bisa memperbanyak jaringan dengan penumpang yang ia antarkan.
“Ya kayak lagi ngojek terus bawa penumpang ngajakin ngobrol. Kamu kuliah di mana, ya sudah nanti kamu ngelamar kerja di tempat saya,” kenang Erika.
ADVERTISEMENT
Sudah banyak memang penumpangnya yang menawari untuk interview kerja. Akan tetapi, Erika belum pernah memenuhi janji tersebut karena masih ingin menjadi driver ojek.
Sementara itu, pengalaman yang kurang nyaman juga pernah dialami oleh perempuan berusia 22 tahun ini. Mulai dari obrolan chatting yang menjurus ke arah mesum hingga tingkah laku penumpang yang membuatnya tidak nyaman.
“Pernah ada penumpang laki-laki yang duduknya maju-maju, terus saya menepi lalu berhenti, saya bilang mundur atau bapaknya turun di sini,” ucap Erika.
Pihak GO-JEK menyediakan petugas yang mendampingi driver perempuan ketika ada kasus yang menjurus pelecehan seksual.
Erika mengaku belum tahu kapan akan berhenti menjadi driver ojek online. Ia berencana meninggalkan profesi ini ketika sudah menemukan pekerjaan yang tepat.
ADVERTISEMENT
“Lulusan sarjana jadi GO-JEK (itu) pintar-pintar cari link, banyak yang nawarin (pekerjaan) tapi belum pernah saya datang interview,” ujar Erika.
Selama menjalani pekerjaan ini, Erika tidak pernah merasa malu, bahkan ia bangga. "Ya banggalah karena tidak semua orang mau menjalani profesi ini karena gengsi," pungkas Erika.