Kisah Guru di Pelosok Grobogan yang Tetap Mengajar Tatap Muka di Tengah Corona

3 Agustus 2020 17:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Muhammad Zaki Iqbal, guru MTs Al Hidayah Karangrayung di Kabupaten Grobogan.  Foto: Dok. Pemprov Jawa Tengah
zoom-in-whitePerbesar
Muhammad Zaki Iqbal, guru MTs Al Hidayah Karangrayung di Kabupaten Grobogan. Foto: Dok. Pemprov Jawa Tengah
ADVERTISEMENT
Program Jogo Tonggo ternyata bukan hanya untuk melawan penyebaran COVID-19 di Jawa Tengah. Program yang diinisiasi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo itu juga diaplikasikan menjadi Jogo Siswa sebagai solusi di bidang pendidikan.
ADVERTISEMENT
Di Kabupaten Grobogan, ada salah seorang guru MTs yang rela naik-turun perbukitan dan melewati jalan berliku menyambangi rumah siswa untuk memberikan pembelajaran secara langsung. Ia adalah Muhammad Zaki Iqbal, guru MTs Al Hidayah Karangrayung, Kabupaten Grobogan.
Wabah COVID-19 hampir melumpuhkan aktivitas di semua lini kehidupan masyarakat, termasuk pendidikan. Semua sekolah menerapkan sistem daring untuk proses belajar-mengajar.
Hal ini masih terdapat kendala-kendala terutama ketersediaan perangkat seperti handphone, laptop sampai kuota internet. Bagi siswa yang berada di pelosok, baik dari kondisi ekonomi yang rendah hingga lokasi yang sudah sinyal, perlu dilakukan tindakan solutif dari pendidik.
Muhammad Zaki Iqbal menuturkan bahwa pandemi Covid-19 perlu disikapi dengan terus berusaha survive, terutama di dunia pendidikan. Ia pun menerjemahkan Program Jogo Tonggo menjadi Jogo Siswa sebagai langkah solutif.
ADVERTISEMENT
"Kita tidak bisa berdiam diri atas adanya COVID-19. Kita harus tetap survive. Proses pembelajaran dilakukan secara daring, memang itu solusi di saat pandemi. Namun, kita juga harus beradaptasi dengan kondisi yang ada di lapangan," ujarnya, Senin (3/8)
Di daerahnya, masih banyak siswa yang hidup di lingkungan keluarga yang tidak mampu. Selain itu, kondisinya yang perbukitan dan hutan membuat susah menangkap sinyal.
"Kondisi itulah kemudian kita berinisiatif selain daring bagai siswa yang memiliki perangkat dan sinyal, kita juga menyambangi siswa yang tidak mampu mengikuti secara daring," imbuhnya.
Zaki menyambangi rumah beberapa siswa yang tidak mampu mengikuti daring tiap Sabtu dan Minggu. Ia berkeliling melewati jalan berliku, naik-turun melewati hutan untuk sampai ke rumah siswa.
ADVERTISEMENT
Baginya, apa yang dilakukan sudah menjadi tanggungjawabnya sebagai seorang guru. Hal itu juga sebagai bentuk aplikasi Program Jogo Tonggo yang diinisiasi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
"Iya, ini seperti Jogo Siswa, kalau Pak Ganjar Itu ada Jogo Tonggo maka kita terjemahkan di sekolah sebagai Jogo Siswa," paparnya.
Meski harus bertatap muka langsung dengan siswa, Zaki memastikan tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Iya tetap pakai masker, jaga jarak dan cuci tangan. Ini juga sebagai edukasi kepada mereka terhadap protokol kesehatan," ucapnya.
Sementara, Sulastri (47) salah seorang wali siswa MTs Al Hidayah menyampaikan terimakasih kepada guru yang telah rela mendatangi anaknya untuk memberikan pelajaran di rumah. Ia sendiri merupakan janda dan hanya bekerja pencari kayu di hutan.
ADVERTISEMENT
"Empat tahun lalu suami saya meninggal. Saya hanya kerja cari kayu, jadi pendapatannya tidak tentu. Anak saya tidak punya hape. Terimakasih pak Guru yang mau datang ke rumah kasih pelajaran," tandasnya.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)