Kisah Irma Melawan Kemiskinan, WNI yang Jadi Korban Gempa Turki

21 Februari 2023 14:05 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rena (kiri) beserta suami dan cucunya. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rena (kiri) beserta suami dan cucunya. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
"Aku bukan berwisata ke Turki, Mak. Saya pergi (merantau mencari nafkah) untuk biaya anak, mamak, dan biaya kuliah adik," kata Rena mengulang momen perpisahan dengan anaknya, Irma Lestari (33 tahun).
ADVERTISEMENT
Irma Lestari merupakan salah satu WNI yang menjadi korban tewas dalam gempa di Turki, Senin dini hari (6/2). Kematian Irma disampaikan KBRI Ankara kepada Rena, Sabtu malam (18/2)
Irma merantau ke Turki pada 2021. Dia bekerja sebagai terapis di sebuah hotel demi mengeluarkan kehidupan keluarga dari kemiskinan.
Irma ingin biaya kehidupan sehari-hari keluarga tercukupi dan biaya pendidikan dua anak serta adik bungsunya terpenuhi tanpa utang.
Kenangan terjerat utang ini membuat keluarga trauma. Rena sekeluarga sempat dikejar rentenir dan kelaparan mengongkosi Irma Rp 25 juta ke Turki.
Rena beserta suami dan cucunya. Foto: Denita BR Matondang/kumparan

Irma Berjuang di Turki

Irma banting tulang demi mencicil utang dan biaya hidup keluarga di Denpasar. Tak lupa mengirimkan uang membeli baju anak jika mendapat bonus dari pelanggan.
ADVERTISEMENT
Irma menyisihkan sebagian uang untuk ibunya Rena dan keluarganya. Irma juga memaksa perempuan paruh baya itu mengecek kondisi kesehatan.
Irma ternyata tidak bisa mewujudkan impiannya. Anak Irma masih berusia 8 dan 9 tahun. Ini yang membuat Rena sedih tak berkesudahan. Air mata terus bercucuran iba pada nasibnya dan Irma.
"Padahal waktu mau ke luar negeri semua orang nahan, enggak kasih, jangan tapi (Irma berkeras hati ingin merantau), " kata Rena saat ditemui di rumah indekos di Kota Denpasar, Selasa (21/2).
Air mata Rena semakin deras jika mengingat ucapan Irma lima hari sebelum Turki gempa. Irma mengabarkan tentang sebuah mimpi buruk, yakni, ia sedang mengenakan pakaian dan sepatu serba putih. Tali sepatu terikat hampir menyentuh dengkulnya.
ADVERTISEMENT
Irma tak ingin panggilan telepon dengan keluarga cepat berakhir setelah mimpi itu. Irma aktif menghubungi keluarga setiap pagi, siang dan malam. Rena hanya bisa memanjatkan doa dan memberi ketenangan bagi Irma.
Irma menyampaikan beribu kali kata rindu dalam beberapa kali kesempatan. Irma meminta Rena menjaga dan mohon maaf bila ada kesalahan.
Irma berjanji bakal pulang mengunjungi keluarga sebelum melanjutkan perantauan ke Dubai pada akhir tahun 2023. Irma bahkan sudah menabung sebagian gaji membelikan tanah atau mengontrak sebuah rumah bagi keluarga.
"Tapi belum kecapaian cita-cita anak saya," kata Rena.
Rena aktif menghubungi Irma pasca gempa di Turki. Panggilan teleponnya tak pernah dibalas. Tubuhnya menggigil saat mendengar hotel tempatnya bekerja dilaporkan runtuh hingga rata dengan tanah.
ADVERTISEMENT
Rena belajar ikhlas atas kematian Irma saat polisi datang ke indekos. Polisi meminta informasi mengenai ciri-ciri Irma dan mengambil sampel darah Rena. Rena dihadapkan dengan kematian Irma hampir 2 pekan kemudian.
Irma rencananya disemayamkan di kampung halaman Rena sekeluarga di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Jenazah Irma dilaporkan tiba di Indonesia pada Selasa (22/2).