Kisah-kisah Keluarga Korban Ledakan Amunisi di Garut, Berbalut Tangis dan Doa

14 Mei 2025 6:32 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keluarga korban ledakan pemusnahan amunisi menunggu pemulangan jenazah di RSUD Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (13/5/2025). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Keluarga korban ledakan pemusnahan amunisi menunggu pemulangan jenazah di RSUD Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (13/5/2025). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Ledakan yang terjadi pada peristiwa pemusnahan amunisi kedaluwarsa TNI di Garut menewaskan 13 orang, 9 TNI dan 4 sipil. Ledakan menyisakan kenangan dan duka bagi para keluarga korban yang ditinggalkan.
ADVERTISEMENT
Berikut beberapa kisah dari keluarga korban.

Isak Tangis Iringi Pemakaman Toto, Warga Sipil Korban Ledakan Amunisi di Garut

Toto Hermanto, salah satu warga sipil yang jadi korban ledakan saat pemusnahan amunisi kedaluwarsa dimakamkan di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Bandung pada Selasa (13/5).
Pemakaman itu dilaksanakan sekitar pukul 16.00 WIB. Peti Toto ditandu anggota TNI hingga ke lokasi pemakaman.
Di liang lahat, isak tangis 3 anaknya yang masih kecil mengiringi kepergian Toto.
Prosesi pemakaman Toto, salah satu korban jiwa insiden disposal amunisi kedaluarsa di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Rabu (13/5/2025). Foto: Robby Bouceu/kumparan
“Almarhum sosok yang kalem, bertanggung jawab. Makanya rela kerja seperti itu,” kata Siti Aminah, Kakak Ipar Toto ditemui usai prosesi pemakaman.
Sebelum meninggal, Toto sempat berpesan kepada Siti agar tak mencuci celananya.
“Habis pulang kerja, itu bilang ke istrinya katanya, pulang kerja, ini celana jangan dicuci. Udah buang aja, nggak bakalan dipakai lagi. Sebelum kecelakaan,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Siti juga menjelaskan, Toto bukan pemulung amunisi. Ia adalah tenaga yang diperbantukan untuk pemusnahan amunisi tersebut oleh TNI.
Prosesi pemakaman Toto, salah satu korban jiwa insiden disposal amunisi kedaluarsa di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Rabu (13/5/2025). Foto: Robby Bouceu/kumparan
“Bukan (pemulung puing), kan ada sertifikatnya. Orang tuanya juga orang kaya. Enggak bukan pemulung,” ujarnya.
Siti mengatakan sudah sekitar 4 tahun almarhum Toto melakoni pekerjaan tersebut. Bahkan hingga di luar Jawa.
“Kalau nggak di sini, di Sulawesi, di Makassar, kapan saja dipanggil, pembantu TNI. Bukan pemulung dia,” ucapnya.
Menurut Siti, Toto biasa melakukan pekerjaan sebagai penyusun amunisi kedaluwarsa.
“Iya penyusun (amunisi yang mau dimusnahkan karena kedaluwarsa). Kemarin-kemarin juga aman, kondusif,” ucapnya.

Rintik Hujan Iringi Kepergian Kolonel Antonius Hermawan

Pemakaman Kepala Gudang Pusat Amunisi 3 Pusat Peralatan TNI AD, Kolonel Cpl Antonius Hermawan, dilaksanakan di kampung halamannya di Sasonoloyo Kaliwanglu, Kalurahan Harjobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Selasa (13/5) sore.
ADVERTISEMENT
Pemakaman Antonius dilakukan dengan khidmat. Usai misa arwah, kepergian Antonius diikuti dengan upacara pemakaman secara militer.
Hujan mengiringi pemakaman Kolonel Cpl Antonius Hermawan, di Sasonoloyo (makam) Kaliwanglu, Kalurahan Harjobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Selasa (13/5/2025) Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Wakapuspalad Brigjen TNI Haripto Seno Budi bertindak sebagai inspektur upacara.
"Kita telah kehilangan salah satu prajurit terbaik yang dipanggil menghadap Tuhan Yang Maha Esa. Semoga arwah diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan amal bakti selama hidup di dunia," demikian pesan yang disampaikan Haripto.
Dia mewakili keluarga besar TNI menyampaikan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. Selama hidupnya Kolonel Antonius mengabdi kepada bangsa dan negara dengan penuh disiplin.
"Dan dedikasi yang tinggi baik di lingkungan TNI maupun di lingkungan masyarakat," tandasnya.
Jenazah Kolonel Cpl Antonius Hermawan tiba di Pedukuhan Kaliwanglu, Kalurahan Harjobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Selasa (13/5/2025) sore. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Keluarganya begitu bangga dengan pencapaian Antonius.
"Kebetulan kita ini kan orang nggak mampu atau boleh dinamakan tidak seperti orang-orang yang normal dalam arti kehidupannya. Jadi kita punya anak apalagi bisa masuk di perwira itu adalah kebanggaan," ujar Sugiarto.
ADVERTISEMENT
Peristiwa yang menewaskan Anton memang membuat keluarga terpukul. Tapi, Sugiarto tetap mencoba mengikhlaskan kepergian kebanggaan keluarga itu.
"Dengan adanya (peristiwa) ini jelas itu merupakan yang terpukul bagi kami. Untungnya kita masih bisa besar iman sehingga apa pun yang terjadi yang diberikan dan itu yang diambil dari beliau yang di atas," ujarnya.

Ada 100 Lebih Warga yang Cari Sisa Amunisi di Lokasi, Semua Selamat

Sebetulnya, pada pemusnahan amunisi itu, banyak warga yang memburu kepingan sisa-sisa amunisi.
Seorang saksi menyebut, ada lebih dari 100 warga yang mencoba peruntungan mencari serpihan amunisi.
Salim (tengah), kakak dari Iyus dan Anwar Munawar, korban ledakan amunisi kadaluarsa yang dimusnahkan di Kabupaten Garut, ditemui di RSUD Pameungpeuk, Selasa (13/5). Foto: Robby Bouceu/kumparan
"Ada sekitar seratus, malah lebih. Kemarin saya lihat lagi nyari-nyari itu (serpihan amunisi). Alhamdulillah tapi warga yang lagi nyari bekas ini tuh enggak ada yang celaka,” kata Salim (63) saksi mata dan keluarga salah satu korban saat ditemui di RSUD Pameungpeuk Garut, Rabu (13/5).
ADVERTISEMENT
Dalam insiden tersebut, ada sebanyak 13 orang meninggal imbas ledakan. Sebanyak 4 orang dari mereka merupakan anggota TNI, sementara 9 korban lainnya sipil. Warga yang meninggal menurut dia adalah pekerja dalam proyek pemusnahan tersebut.
"Semuanya selamat alhamdulillah. Kecuali pegawai. Itu ledakan ketiga meninggal," katanya.
Salim tak mengetahui mereka yang memburu serpihan amunisi, berasal dari desa mana.
“Sepertinya mah campuran, dari mana-mana,” kata dia.